Purwokerto, serayunews.com
Menurutnya, literasi masyarakat Banyumas masih tergolong rendah sehingga gampang percaya dengan cerita yang tidak ditelusuri terlebih dahulu dari mana sumbernya.
“Kalau sumber terpercaya misal dari Polres, Unit PPA, dari lembaga perlindungan anak, baru bisa dipercaya,” kata dia kepada serayunews.com.
Triwur menambahkan, seharusnya masyarakat bisa lebih memahami sumber berita yang tersebar, sehingga tidak mudah termakan berita bohong.
“Ini yang biasanya dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggungjawab, untuk menimbulkan keresahan masyarakat. Masyarakat kalau percaya terjadi keresahan, ikut ngeshare tanpa konfirmasi terlebih dahulu, ini mestinya ada upaya dari berbagai pihak bagaimana meningkatkan literasi, sehingga masayrakat tidak mudah percaya dengan berita hoax ini,” ujarnya.
Bagi penyebar hoax, dari kacamatanya mereka ingin mencari sensasi atas keresahan masyarakat. Karena mereka akan merasa senang, jika masyarakat merasa resah.
“Masyarakat yang merasa redah, beranggapan berhasil. Selain itu juga ingin mencari sensasi di tengah keresahan masyarakat. Ini yang harusnya masyarakat lebih cerdas menghadapi hal-hal semacam itu, ada orang cari sensasi, cari panggung untuk menunjukan eksistensinya. Ada orang pansos, tetapi tidak punya panggung sehingga mencari sensasi dengan berita hoax itu,” kata dia.(san)