
SERAYUNEWS – Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Semarang (Unnes) bekerja sama dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Banjarnegara menggelar workshop bertema “Pembelajaran Mendalam Penjasorkes dan Nutrisi Olahraga Berbasis Kearifan Lokal”.
Kegiatan yang berlangsung di Aula SMPN 1 Banjarnegara, Sabtu (8/11/2025), diikuti puluhan guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (Penjasorkes) serta pelatih cabang olahraga dari berbagai sekolah dan komunitas olahraga di Banjarnegara.
Workshop ini menjadi wadah penting bagi tenaga pendidik dan pelatih untuk memperkuat pemahaman mereka dalam merancang pembelajaran dan pelatihan yang relevan, kontekstual, serta berbasis potensi daerah.
Dua narasumber utama dihadirkan, yaitu Dr. Ipang Setiawan, S.Pd., M.Pd., dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Unnes, serta Natalia Desiy P., S.Gz., M.Gizi., Dietisien, dosen Gizi Fakultas Kedokteran Unnes.
Dalam paparannya, Dr. Ipang Setiawan yang juga putra asli Banjarnegara menekankan pentingnya pendekatan berbasis kearifan lokal dalam pembelajaran Penjasorkes. Ia mengajak para guru untuk menggali potensi budaya dan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar yang menarik.
“Banyak kearifan lokal yang bisa diangkat, seperti permainan tradisional, olahraga daerah, hingga makanan khas yang bergizi. Semua itu bisa menjadi bagian dari pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa,” ujar Ipang.
Menurutnya, inovasi berbasis budaya lokal bukan hanya memperkaya kurikulum, tetapi juga menanamkan rasa bangga terhadap identitas daerah di kalangan pelajar.
Tak hanya fokus pada aspek pendidikan jasmani, workshop juga membahas nutrisi olahraga berbasis bahan pangan lokal.
Sekretaris KONI Banjarnegara, Saeful Fadly, menuturkan bahwa peserta mendapat pemahaman tentang pentingnya gizi seimbang untuk menunjang performa fisik siswa dan atlet muda.
“Selama ini, edukasi gizi sering kali meniru pola dari luar. Padahal, bahan pangan lokal sangat kaya manfaat dan mudah diakses. Ini yang harus kita dorong agar siswa mengenal nilai gizi dari daerahnya sendiri,” katanya.
Narasumber menjelaskan bahwa bahan pangan seperti singkong, kacang hijau, tempe, dan umbi-umbian dapat menjadi sumber energi dan protein yang terjangkau. Pendekatan ini juga mendukung ketahanan pangan daerah sekaligus memajukan produk lokal.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara, Teguh Handoko, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
Menurutnya, guru Penjasorkes memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan pola hidup sehat siswa.
“Pembelajaran Penjasorkes tidak hanya soal aktivitas fisik, tetapi juga membentuk pola pikir sehat, disiplin, dan menghargai kearifan lokal. Melalui workshop ini, kami berharap guru menjadi lebih inovatif dan adaptif,” ujarnya.
Workshop ini juga menjadi ajang berbagi praktik baik antar guru dan pelatih olahraga, terutama dalam menyusun proyek pembelajaran berbasis pengalaman dan nilai-nilai lokal. Peserta saling bertukar ide mengenai integrasi permainan tradisional, budaya lokal, dan pola makan sehat ke dalam kurikulum sekolah.
Kolaborasi antara FIK Unnes dan KONI Banjarnegara ini diharapkan menjadi model penguatan pendidikan jasmani dan kesehatan berbasis potensi daerah.
Melalui kegiatan seperti ini, para guru dan pelatih diharapkan mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang kreatif, kontekstual, dan berakar pada budaya lokal.
Kegiatan ini juga menegaskan komitmen Unnes untuk hadir di tengah masyarakat daerah dalam bentuk pendampingan akademik dan penguatan kapasitas sumber daya manusia di bidang olahraga dan pendidikan.