“Jenengan saking pundi pak? Sudah dites?” tanya Ganjar pada seorang pria yang sedang menunggu dites.
“Dari Cangkringan Jogja pak, ini mau betulin mobil. (Kebetulan) plat e B,” ujarnya.
Ganjar bertanya pada sejumlah pengendara yang terjaring, apakah sudah pernah tes antigen atau belum. Kebanyakan mengaku baru pertama kali melakukan tes antigen.
“Yowis bagus sisan ngrasakke irunge dicucuk-cucuk,” seloroh Ganjar.
Di Perbatasan Jateng-DIY itu, Ganjar mendapat laporan dari petugas di lokasi bahwa terjadi penurunan kendaraan pemudik yang signifikan dibandingkan sebelum tanggal 6 Mei. Namun, masih ditemukan sejumlah kendaraan berpelat luar jawa tengah.
Hal serupa juga terjadi di Rest Area Kledung, Temanggung. Saat Ganjar datang, petugas kepolisian tampak sedang memutar balik sejumlah kendaraan berplat B.
“Pak ada ndak, pemudik yang lewat sini tetapi mbawa surat lengkap?,” tanya Ganjar pada petugss di pos penyekatan Rest Area Kledung.
“Ada pak, kebanyakan mbawa surat lengkap. Kalau sudah mbawa ya lewat,” ujar Dwi, seorang anggota BPBD di posko tersebut.
Mendengar hal itu, Ganjar senang. Artinya ini menunjukkan kepatuhan warga yang melaksanakan mudik. Meski dirinya tetap berharap agar warganya tak perlu mudik.
Dari hasil pengecekannya selama beberapa hari, baik di perbatasan wilayah Utara, Selatan hingga hari ini di perbatasan Jateng-DIY seluruhnya terjadi penurunan.
“Sampai tanggal 5 itu masih ada peningkatan orang pulang, tapi begitu tanggal 6 datanya drop turun, jadi artinya taat lah masyarakat,” katanya.
Sementara, berdasarkan data aplikasi Jogo Tonggo saat ini tercatat 8 persen atau sekitar 12 ribuan. Sedangkan dari Dinas Perhubungan, tercatat ada kedatangan sekitar 641ribu pemudik.
“Maka kami mencoba membandingkan dengan tahun lalu yang kurang lebih sejutaan. Nah mudah-mudahan semuanya sehat lah. Kita masih akan pantau terus, wabil khusus yang tempat-tempat pariwisata, karena kemungkinan mereka masih ada yang akan membuka tempat wisata,” kata Ganjar.