Surakarta, Serayunews.com
Ganjar mengatakan semua sekolah yang ditinjaunya sudah menyiapkan sarana prasarana dengan matang. SOP juga sudah disiapkan, mulai siswa berangkat sekolah, saat pembelajaran berlangsung hingga pulang sekolah. Tak hanya soal siswa, Ganjar juga meminta kepala daerah melakukan pengawasan kepada guru dan tenaga kependidikan.
“Yang penting itu praktiknya. Maka saya katakan ini butuh latihan. Kalau latihan, agak galak sedikit nggak papa. Saya titip ke pak Wali Kota Solo, agar mengawasi. Wali kota bisa masuk ke kiri kanan dan ke semua sekolah. Saya minta tegas saja, kalau nggak nanti tidak disiplin,” tegas Ganjar.
Pengawasan itu, lanjut Ganjar, bertujuan agar orang tua, guru dan siswa bisa belajar dengan aman dan nyaman.
“PTM ini sudah ditunggu-tunggu, harapannya progresnya bagus dan anak-anak bisa mudeng (mengerti) dalam belajar dan tidak ada penyakit yang menular,” terangnya.
Selain itu, pelaksanaan uji coba PTM ini akan dievaluasi untuk menentukan apakah akan ada penambahan atau tidak.
“Solo selain dari kita, ada 23 SMP yang sudah uji coba. Jateng rencana 5 April secara serentak. Nanti kami evaluasi, kalau berhasil bisa ditambah, apakah sekolahnya atau siswanya. Nanti tambahannya bertahap sampai akhir tahun,” tutupnya.
Sementara itu, Gibran membenarkan, selain SOP pada siswa, SOP untuk guru memang penting diawasi. Bahkan menurutnya, pengawasan kepada guru justru harus diperketat.
Apalagi, saat sidak di SMAN 1 Surakarta, Ganjar dan Gibran melihat ada sejumlah guru yang ngobrol berdekatan tanpa mengenakan masker. Gibran dengan tegas telah mencatat nama-nama guru itu sebagai peringatan.
“Nanti ada SOP nya. Kalau ada yang melanggar, nanti kami tegur. Pokoknya nanti waktu sudah jalan (PTM nya), semuanya harus mematuhi SOP yang ada,” katanya.