Pantauan dilaksanakan untuk melihat pelaksanaan ibadah Natal di dua tempat itu. Ganjar tek lelah mengingatkan kepada jemaah dan panitia untuk tetap ketat dalam melaksanakan protokol kesehatan.
“Bapak ibu yang saya hormati, ini tahun ketiga bapak ibu merayakan Natal. Suasananya masih dalam kondisi pandemi. Rasanya memang tidak enak tapi kita harus melakukan itu. Maka kami datang ke sini untuk ikut bergembira. Silakan merayakan Natal, biar kami yang menjaga. Mudah-mudahan ini menjadi cara kita untuk saling bersuka cita. Sampaikan salam saya untuk keluarga. Cukup dengan berdoa saja, pokoknya i love you full,” kata Ganjar pada para jemaah di Holy Stadium.
Usai dari sana, Ganjar menuju Gereja Katedral di Tugumuda. Di sana, ia juga menyapa para jamah yang sedang bersiap melaksanakan ibadah Natal.
Ganjar juga mengecek bagaimana cara jemaah untuk beribadah. Ternyata, tidak semua jemaah bisa datang ke gereja. Mereka dibatasi dan harus mendaftar terlebih dahulu.
“Meski pandemi, namun semangat jamaah tetap meriah. Tapu apapun yang terjadi, kita harus membatasi jumlah. Kita cek bersama forkompimda dan senang karena prokesnya sangat ketat. Mereka disiplin memakai masker, jaga jarak dan kapasitasnya dibatasi,” terangnya.
Di Holy Stadium lanjut Ganjar yang biasanya bisa menampung 12.000 jamaah, tahun ini hanya diisi 3000 jemaah saja. Begitu juga di Gereja Katedral yang juga kapasitasnya dibatasi.
“Alhamdulillah semua berjalan lancar, prokes ketat dan jemaah mendaftar jauh-jauh hari. Mereka dapat kartu dan dicek satu-satu. Ini kontrol yang sangat bagus,” jelasnya.
Meski begitu, Ganjar senang melihat para jemaah tertib. Jumlah jemaah yang datang ke gereja untuk ibadah tahun ini juga lebih banyak dari Natal dua tahun lalu.
“Karena perayaan Natal itu pasti buat umat yang merayakan sangat dinanti. Saya senang, dibanding tahun lalu, sekarang lebih banyak yang bisa hadir. Mudah-mudahan semua bisa melaksanakan ibadah kebaktiannya dengan lancar dan senang,” pungkasnya.
Sementara itu, vikaris paroki Keuskupan Agung Semarang, Romo Didik Mardiyanto mengatakan, tahun ini jumlah jemaah yang ibadah ke gereja memang lebih banyak dibanding tahun lalu. Meski begitu, prokes tetap dijalankan ketat dan semua harus mendaftar untuk mendapat kartu khusus.
“Selain dari umat paroki kami, kami juga membuka untuk umat paroki lain. Tapi prokes sangat ketat dan harus mendaftar. Memang tahun ini lebih banyak dari tahun lalu, dimana maksimal satu perayaan saat ini sebanyak 450 orang di dalam gereja, ditambah 75 di gedung sebelah gereja,” katanya.
Romo Didik juga sangat senang dan berterima kasih atas perhatian Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bersama jajaran forkompimda Jateng.
“Dengan begitu kami menjadi tersemangati. Dalam arti, pelaksanan Natal bukan hanya perayaan kami sebagai umat kristiani, tapi semua pihak. Pemerintah membantu, menemani dan mendukung kami sehingga kami merasa aman dan nyaman dalam merayakan Natal,” pungkasnya.