Dua depo yang dicek Ganjar yakni PT Candi Mitra Gas di Jl Semarang-Demak KM 12.5 dan PT Tira Austenite di Kawasan Industri Banjardowo Semarang. Di dua lokasi itu, Ganjar melihat proses pengisian ribuan botol oksigen untuk memenuhi pesanan rumah sakit.
“Hari ini saya cek depo oksigen untuk memastikan suplainya ada. Sekaligus saya ingin mengoordinasikan depo-depo ini, agar ke depan tidak ada yang kesulitan,” kata Ganjar.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya sudah membentuk Satgas Oksigen untuk mengatasi persoalan kebutuhan oksigen rumah sakit di Jateng. Satgas ditugaskan untuk memperbaiki SOP mulai rumah sakit sampai distributor.
“Jadi Satgas saya minta data, ada berapa deponya, pabriknya darimana, kapasitas berapa dan lainnya. Termasuk manajemen botol dan tabung di rumah sakit yang harus diperbaiki. Setelah habis, langsung ditaruh di depan untuk diangkut dan diisi ulang, jadi jangan sampai ada yang kekurangan,” jelasnya.
Ganjar juga meminta seluruh suplier oksigen tidak mengedepankan ego masing-masing. Selama kondisi darurat ini, tabung-tabung yang kosong diharapkan bisa diisi oleh siapapun, tidak harus oleh suplier pemilik tabung.
“Jadi saya minta suplier tidak egois, botol yang kosong saya minta diizinkan diisi oleh suplier siapapun, sehingga jangan sampai ada yang kekurangan. Satgas saya minta mengoordinasikan itu dan dibuat MoU-nya. Nanti kami buatkan sistemnya agar semua lancar,” ucapnya.
Selain memastikan suplai oksigen di depo-depo tersebut, Ganjar juga mengecek tentang harga oksigen. Sebab sebelumnya, ada yang mengatakan bahwa harga oksigen di Jateng sangat mahal dan naik berkali lipat selama pandemi.
“Dari dua depo yang saya datangi, harganya ndak naik. Mungkin itu yang naik botol-botol yang sudah ada di apotek dan untuk kepentingan pribadi. Mungkin ya. Tapi hari ini saya sudah cek dua vendor, tidak ada yang naik,” pungkasnya.
Pemilik PT Candi Mitra Gas, Doni mengatakan, harga oksigen di tempatnya normal di angka Rp45.000 pertabung ukuran besar dan Rp30.000 untuk tabung ukuran kecil.
“Ndak ada kenaikan, harganya normal. Yang naik itu permintaan, karena biasanya sehari kami produksi 500 meter kubik, tapi sekarang bisa 1000 meter kubik perhari,” katanya.
Hal senada disampaikan pemilik PT Tira, Yohana. Dirinya mengatakan, tidak ada kenaikan harga oksigen di tempatnya meski permintaan meningkat.
“Harganya tetap, dari dulu kami jual Rp55.000 untuk tabung enam meter dan Rp33.000 untuk tabung satu meter kubik. Saya ndak naikin harga, meskipun permintaan naik dari awalnya perhari 200 meter kubik, sekarang bisa 1000-1500 meter kubik perhari,” ucapnya.