SERAYUNEWS– Penyakit Tuberkulosis (TBC) menjadi salah satu masalah kesehatan yang sedang menjadi perhatian di Kabupaten Cilacap. Jumlah kasus yang terbilang tinggi di antaranya banyak dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Pramesti Griana Dewi. Menurutnya gaya hidup tak sehat hingga kondisi lingkungan juga berpengaruh terhadap berkembangnya penyakit yang dapat menular tersebut.
Selain gaya hidup yang tidak sehat, lingkungan atau kondisi rumah yang lembab, kontak dengan orang dengan Infeksi Laten Tuberkulosis juga dapat memengaruhi perkembangan penyakitnya.
Adapun jumlah kasus TBC di Kabupaten Cilacap, hingga per tanggal 6 November 2023 ada sekitar 3987 kasus, jumlah itu lebih banyak dari perkiraan 3451 kasus.
“Kita perlu memperhatikan orang-orang di sekitar pasien TBC. Sama seperti Covid-19 yang mudah sekali menular kepada orang terdekat. Maka dari itu kita harus terus melakukan prosedur kesehatan saat Covid-19 seperti sering cuci tangan dan menggunakan masker untuk mengurangi risikonya,” ujarnya, Rabu (15/11/2023).
Dalam penanganan TBC, kata Pramesti, peran dari unsur pentahelix di antaranya unsur pemerintah, organisasi masyarakat/sipil/komunitas, akademisi, swasta, dunia usaha dan media, juga sangat diperlukan dalam mengedukasi masyarakat sekaligus membantu dalam pelayanan dan pengobatan yang mudah.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Cilacap bersama dengan seluruh unsur pentahelix akan terus berupaya memutus rantai penularan TBC salah satunya dengan TOSS TBC (Temukan Obati Sampai Sembuh). Yakni dengan menemukan pasien di faskes maupun melakukan tracing pada warga berisiko.
Untuk fase pengobatannya, Kabupaten Cilacap telah memiliki paru center di RSUD Cilacap yang didukung dokter spesialis paru serta dilengkapi dengan klinik penyakit paru, klinik TBC, Klinik TBC MDR atau TBC resisten obat, pemeriksaan penunjang seperti bronchoskopi, USG Paru, dan sirometri, serta pelayanan rawat inap penyakit paru.