SERAYUNEWS-Media di Malaysia yakni Makan Bola dan Palatao Bola sempat membicarakan tentang upaya sabotase dari negara lain pada timnas Malaysia. Tak lama setelah mengunggah tudingan itu, FIFA akhirnya menghukum Malaysia karena menggunakan data palsu untuk tujuh pemain naturalisasinya.
Pada Kamis (25/9/2025), Makan Bola melalui akun instagramnya menyebut ada entitas di luar negeri yang ingin menyabotase upaya timnas Malaysia untuk maju. Spekualasi itu kemudian menjadi liar. Ada juga yang meraba bahwa entitas luar negeri itu adalah Indonesia.
Namun, media lainnya Palatao Bola menyebut bahwa Indonesia sedang sibuk mengurusi kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde 4. Sehingga Palatao Bola membeberkan bahwa tuduhan jika Indonesia yang menyabotase adalah tuduhan yang tak logis.
Unggahan Palatao Bola ini sempat mengebohkan. Dan kemudian beberapa jam setelahnya, FIFA benar-benar menghukum Malaysia dan tujuh pemain naturalisasinya. FIFA menyebut bahwa Malaysia menyerahkan dokumen para pemain naturalisasi dengan editan.
FIFA menghukum FAM atau federasi sepak bola Malaysia yakni 350 ribu swiss frnc atau setara dengan Rp7,3 miliar. Kemudian tujuh pemain naturalisasi didenda 2000 swiss franc atau setara dengan Rp4,1 miliar. Kemudian setiap pemain yang terlibat itu tidak boleh bermain selama 12 bulan.
Media Vietnam Bongda menyebutkan bahwa Malaysia atau FAM memiliki waktu 10 hari untu kmelakukan perlawanan. Jika tidak ada perlawanan maka FIFA akan mempublikasikan hukuman tersebut.
Sejak mula memang banyak yang menyangsikan bahwa para pemain naturalisasi Malaysia memiliki darah Malaysia minimal dari pihak kakek atau nenek. Malaysia pun tidak mengumumkan secara terbuka terkait darah warisan para pemain naturalisasi tersebut.
Tuduhan naturalisasi bermasalah muncul dari banyak netizen. Termasuk dari netizen Vietnam yang memang berkepentingan dengan Malaysia. Vietnam sedang berjuang lolos ke Piala Asia 2027 dan salah satunya melawan Malaysia.