SERAYUNEWS – Puluhan pedagang Pasar Cerme, Purwosari, Kecamatan Baturraden, geruduk kantor desa setempat, Senin (21/04/2025) siang.
Mereka menemui Pemdes Purwosari untuk menuntut kepastian sikap dari Pemdes, terkait polemik adanya toko sayur Wilujeng, di kawasan Pasar Cerme.
Para pedagang pasar menuntut sikap tegas Pemdes, untuk memberikan keadilan antara para pedagang pasar dengan toko sayur Wilujeng.
Point yang menjadi persoalan diantaranya adalah mengenai kesetaraan harga jual dan jam operasional. Sebab, toko Wilujeng yang menjual komoditas saja dengan pedagang pasar, itu buka 24 jam.
Semenjak adanya toko Wilujeng, yang sudah beroperasi sekitar 6 bulan, para pedagang pasar merasakan penurunan omset penjualan.
“Kalau yang soal kesetaraan harga, ya hampir kita bisa terima lha yah, tapi kalau yang jam operasional, kawan kawan akan kekeh untuk fair saja, (Toko Wilujeng, red) buka siang hari saja,” kata kordinator pedagang pasar cerme, Catam, Senin siang.
Para pedagang pasar mengadu ke Pemdes, karena Pasar Cerme merupakan pasar desa. Sehingga adanya hal ini, mereka berharap ada respon positif dari Pemdes, sebagai pemangku kepentingan.
Komunikasi mengenai polemik ini buka kali pertama. Sebelumnya sudah pernah dikomunikasikan, bahkan pernah juga mediasi dengan pemerintah kecamatan.
Hanya saja, menurut Catam, belum ada hasil final dan yang memuaskan bagi para pedagang. Karena sampai saat ini toko Wilujeng masih buka 24 jam.
“Ini kan pasar desa yah, semestinya Pemdes harus merespon semenjak ada masalah-masalah ini, tetapi Pemdes begitu lambat, jadi kita geram,” ujarnya.
Pada pertemuan siang itu, tidak ada hasil yang memuaskan bagi para pedagang. Pedagang juga kecewa karena forum ditutup sepihak oleh Pemdes.
“Ya tidak memuaskan lah, istilahnya deadlock, jadi istilahnya ini tidak ada sambungannya, ya tidak ada hasil,” katanya.
Para pedagang dijanjikan untuk kembali untuk melakukan audiensi berikutnya di hari Kamis (24/04/2025). Pada pertemuan berikutnya Pemdes menjadikan akan mengundang pihak dari Toko Wilujeng.
“Harapan kami ada final (keputusan, red), karena kami menunggu terlalu lama. Harapannya fair saja buka siang hari, tidak buka malam hari,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Purwosari, Tarisun menyampaikan, bahwa mengenai persoalan ini Pemdes telah merespon.
Hanya saja dalam perjalanannya, belum ada kesepakatan bersama. Sehingga pada pertemuan selanjutnya, Pemdes akan menghadirkan pihak Toko Wilujeng untuk hadir berdiskusi dengan para pedagang.
“Kita agendakan pertemuan selanjutnya Kamis, kita upayakan untuk menghadirkan juga pihak Toko Wilujeng,” kata dia.