SERAYUNEWS- Tokoh agama, akademisi, dan Pemerintah Kabupaten Banyumas bersatu menyuarakan seruan damai di tengah meningkatnya eskalasi aksi massa di Jakarta dan sejumlah daerah.
Melalui Pernyataan Sikap Bersama, mereka menegaskan komitmen menjaga kerukunan, persaudaraan, serta keselamatan bangsa demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pernyataan sikap itu ditandatangani enam perwakilan institusi, yakni Pemerintah Kabupaten Banyumas, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto (UIN Saizu), FKUB Banyumas, Polresta Banyumas, Kodim 0701 Banyumas, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas.
Dalam dokumen yang dibacakan pada Selasa (2/9/2025), para tokoh menegaskan tujuh poin penting sebagai wujud empati, kepedulian, dan tanggung jawab moral terhadap bangsa:
1. Belasungkawa dan doa bagi korban yang wafat, serta kesembuhan bagi korban luka akibat kerusuhan.
2. Menghormati hak masyarakat menyampaikan aspirasi sepanjang sesuai hukum.
3. Desakan kepada aparat dan lembaga terkait agar segera mengambil langkah cepat dan strategis menekan eskalasi konflik.
4. Dorongan kepada eksekutif dan legislatif untuk menjalankan program nasional yang efektif, efisien, serta tidak membebani APBN.
5. Ajakan kepada para pemimpin bangsa untuk bijaksana, mendengar suara rakyat, dan mengutamakan musyawarah.
6. Penekanan bahwa perbedaan pandangan antara masyarakat, pemimpin, dan aparat harus diselesaikan melalui dialog terbuka, jujur, serta bermartabat.
7. Komitmen tokoh agama, akademisi, dan pemerintah untuk merawat kerukunan, memperkuat persaudaraan, serta menjaga keselamatan bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Pernyataan sikap ini ditandatangani langsung oleh:
1. Dwi Asih Lintarti (Wakil Bupati Banyumas)
2. Prof. Ridwan (Rektor UIN Saizu Purwokerto)
3. Prof. Moh. Roqib (Ketua FKUB Banyumas)
4. Perwakilan Polresta Banyumas
5. Perwakilan Kodim 0701 Banyumas
6. Perwakilan Kantor Kemenag Banyumas
Komitmen Bersama Jaga Persatuan
Dokumen tersebut menegaskan, Banyumas berdiri tegak mendukung perdamaian nasional.
Para tokoh sepakat bahwa perbedaan keyakinan maupun pandangan politik tidak boleh memecah belah bangsa. Sebaliknya, dialog, musyawarah, dan persaudaraan menjadi kunci menjaga keutuhan NKRI.
Dengan adanya seruan damai ini, Banyumas menunjukkan bahwa kekuatan doa, solidaritas, dan komitmen bersama mampu menjadi benteng menghadapi gejolak bangsa.
Rektor UIN Saizu, Prof. Ridwan, menegaskan pentingnya menjaga persatuan di tengah situasi nasional yang penuh tantangan.
“Acara ini adalah komitmen kita untuk membangun persatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita hadir dengan satu pandangan dan satu hati, mengetuk pintu langit untuk memohon keselamatan bangsa,” ujar Prof. Ridwan.
Ia menyoroti maraknya aksi kekerasan dalam beberapa pekan terakhir yang merugikan masyarakat luas. Menurutnya, doa lintas iman bukan hanya bentuk empati bagi para korban, tetapi juga ikhtiar kolektif membangun kedamaian dan memperkuat kerukunan antarumat beragama.
Wakil Bupati Banyumas, Dwi Asih Lintarti, mengapresiasi inisiatif UIN Saizu dan FKUB Banyumas.
“Dengan doa dan tekad yang kuat, masyarakat Banyumas siap berdiri teguh menjaga kedamaian dan keutuhan bangsa. Terima kasih kepada seluruh tokoh agama, aparat, dan masyarakat yang berkomitmen mendukung kegiatan ini,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua FKUB Banyumas, Prof. Moh. Roqib, mengajak seluruh peserta merenungkan nilai kemanusiaan dan menjauhi sikap sombong yang berpotensi merusak tatanan sosial.
Ia menegaskan kerukunan hanya akan terwujud jika setiap individu mampu menghargai perbedaan dan menempatkan dirinya sebagai manusia seutuhnya.
Acara ditutup dengan doa lintas iman yang dipanjatkan bergantian oleh tujuh pemimpin agama dan kepercayaan, yakni Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu, serta Penghayat Kepercayaan.
Doa bersama ini menjadi simbol nyata bahwa perbedaan keyakinan bukanlah penghalang, melainkan kekuatan solidaritas menjaga keselamatan bangsa.
Dengan pernyataan sikap dan doa lintas iman ini, Banyumas meneguhkan diri sebagai daerah yang konsisten menjaga kerukunan, memperkuat persatuan, dan menjadi teladan bagi daerah lain dalam merawat keutuhan NKRI.