SERAYUNEWS – Ada beberapa golongan yang doanya lebih mustajab atau lebih cepat dikabulkan oleh Allah. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi, niat, dan keadaan mereka.
Doa adalah salah satu bentuk komunikasi paling kuat antara seorang hamba dan Tuhannya. Doa dapat menjadi sarana untuk memohon rahmat, pertolongan, dan ampunan dari Allah.
Namun, ada juga beberapa faktor yang bisa menghalangi doa agar tidak segera dikabulkan. Berikut ini adalah golongan yang doanya mustajab serta beberapa hal yang dapat menjadi penghalang doa dikabulkan.
Salah satu penghalang utama dikabulkannya doa adalah makanan dan minuman yang tidak halal.
Rasulullah SAW menjelaskan dalam sebuah hadis bahwa seseorang yang memakan makanan haram, minum minuman haram, atau menggunakan harta yang diperoleh dari jalan haram, doanya tidak akan dikabulkan.
Oleh karena itu, Anda harus memastikan bahwa setiap aspek kehidupan, termasuk makanan dan minuman, berasal dari sumber yang halal dan bersih.
Alasan lain mengapa doa tidak dikabulkan adalah karena seseorang berdoa tanpa khusyuk atau hanya sekadar mengucapkan kata-kata tanpa sepenuh hati.
Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa dengan penuh keikhlasan, keyakinan, dan khusyuk.
Jika seseorang berdoa hanya sebagai formalitas atau rutinitas tanpa perasaan yang mendalam, doanya mungkin tidak akan dikabulkan.
Ketika seseorang berdoa kepada Allah, terkadang mereka mengharapkan hasil yang cepat. Padahal, Allah memiliki waktu terbaik untuk mengabulkan doa.
Jika seseorang terburu-buru dan kehilangan kesabaran, hal ini bisa menjadi penghalang doa dikabulkan.
Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang hamba akan senantiasa dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa dengan berkata: ‘Aku telah berdoa, tetapi tidak dikabulkan.’” (HR. Bukhari).
Dosa yang dilakukan oleh seseorang tanpa diiringi rasa penyesalan atau taubat bisa menjadi penghalang besar bagi dikabulkannya doa.
Untuk mendapatkan pengabulan doa, seseorang harus berusaha membersihkan diri dari dosa-dosa, bertaubat dengan tulus, dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya.
Dalam ajaran Islam, seorang pemimpin yang adil memiliki posisi istimewa di hadapan Allah.
Keadilan yang diterapkan oleh pemimpin mencakup sikapnya dalam memperlakukan masyarakat dengan hak dan kewajibannya, tidak berpihak pada golongan tertentu, serta mampu mengutamakan kepentingan rakyat.
Pemimpin yang adil sering diibaratkan sebagai pilar yang menegakkan keadilan di muka bumi, dan doanya sangat mustajab karena tanggung jawab besar yang ia emban.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis: “Tiga orang yang doanya tidak akan ditolak: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi).
Orang yang sedang berpuasa memiliki kedudukan khusus di mata Allah. Ketika berpuasa, mereka menahan diri dari makanan, minuman, dan hal-hal yang membatalkan puasa demi ketaatan kepada Allah.
Maka dari itu, doa orang yang berpuasa, terutama menjelang berbuka, punya kesempatan besar untuk dikabulkan. Oleh karena itu, waktu menjelang berbuka puasa adalah saat yang sangat baik untuk memanjatkan doa.
Orang yang terzalimi memiliki kedudukan khusus karena Allah sangat memperhatikan hak-hak hamba-Nya yang dizalimi.
Doa orang yang terzalimi dipercaya mampu menembus langit, bahkan dikabulkan meskipun ia bukan seorang muslim.
Ketika seseorang dizalimi dan berdoa kepada Allah untuk meminta keadilan atau pertolongan, Allah mendengarkan doanya dan memberikan balasan yang setimpal kepada orang yang menzalimi.
Demikian tiga golongan yang doanya dikabulkan oleh Allah alias mustajab. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.***