SERAYUNEWS – Media massa menjadi sarana untuk salurkan informasi yang berkualitas pada masyarakat. Berbagai tantangan saat ini dihadapi oleh media massa termasuk digitalisasi. Tak sekadar mengubah offline jadi online, tetapi juga mengubah strategi bisnis untuk menghidupnya.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari We Are Social, akses internet dan media sosial masyarakat Indonesia sangat tinggi. Ia memaparkan internet diakses selama 8 (delapan) jam sehari.
“Akses internet yang tinggi dan tingkat kepercayaan masyarakat adalah modal utama media digital merebut peran bisnis media,” ujar Khofifah saat membuka Jatim Media Summit (JMS) 2023, Rabu (24/5/2023).
Khofifah sebut bahwa potensi pasar bisnis media di Jawa Timur terbesar kedua di Indonesia setelah regional Jabodetabek. Hal ini seharusnya bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para pengusaha media.
Ia mendorong media untuk adaptif di tengah disrupsi informasi serta perlu konvergen dan menggunakan multiplatform.
“Jadi tentang bagaimana menyiapkan media yang kompetitif, inovatif, dan produktif sebagai sebuah industri. Proses adaptasi ini tentu membutuhkan kecepatan transformasi,” jelasnya
Konsumsi internet sekarang ini didominasi oleh generasi milenial. Sehingga tantangan dan peluang paling besar adalah konten dan distribusi. Sementara itu, untuk format digital, Amir membeberkan bahwa tantangan yang perlu dihadapi media adalah teknologi yang digunakan untuk membangun berbagai hal yang dibutuhkan.
“Konsumsi internet akan lebih banyak generasi milenial. Tantangan dan peluang paling besar adalah konten dan distribusi,” kata Amir Suherlan dari Wavemaker Indonesia.
Yuswohady, perwakilan dari Inventure mengungkapkan bahwa tantangan millenial distraction menjadi salah satu hal yang harus dihadapi media online.
“Generasi Z itu tidak suka teks. Buku tidak jadi sumber pengetahuan. Tapi generasi Z itu konsumsi pengetahuan lewat YouTube. Terjadi millennial distruction, produk yang tidak sesuai dengan millennial akan hilang,” bebernya.
Dewan Pers, Sapto Anggoro juga mengingatkan agar penggiat media dapat membuat konten dengan benar dan menghindari berita hoax.
“Tolong bahan dasar konten itu tolong anda bikin yang benar, kalau anda bikin hoaks maka konten depan akan mendpaatkan konten hoaks,” pungkasnya.