SERAYUNEWS – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, resmi mengajukan Gunung Slamet sebagai Taman Nasional ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Langkah ini dia ajukan dalam rangka memperkuat konservasi lingkungan dan ketersediaan air di wilayah pegunungan.
Gubernur Luthfi menegaskan, surat sudah dia luncurkan ke Kementerian. Sekarang tinggal menunggu hasilnya.
“Untuk daerah lain sudah ada, seperti di Gunung Lawu dan Merbabu,” kata dia.
Ia menekankan bahwa menjaga serapan air tanah, menjadi prioritas untuk mendukung visi Jawa Tengah sebagai lumbung pangan nasional 2026.
Menurut Perda Pengelolaan Air Tanah No. X/2021, evaluasi serapan air minimal setahun sekali. Gubernur Luthfi menambahkan, bila perlu sebulan sekali ada evaluasi agar serapan air tanah tidak habis konsumsi.
“Ini juga guna memastikan ketersediaan air untuk pertanian dan kebutuhan masyarakat,” katanya.
Selain upaya di pegunungan, Luthfi akan melanjutkan program “Mageri Laut”—inisiatif saat ia menjabat Kapolda Jateng dengan menanam mangrove di sepanjang pesisir.
Ia mengajak masyarakat aktif menanam dan merawatnya bersama, agar mangrove tidak mati dan pesisir terlindungi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jateng, Widi Hartanto, menjelaskan bahwa kajian teknis telah selesai.
Usulan Taman Nasional Gunung Slamet mencakup wilayah Brebes, Tegal, Pemalang, Purbalingga, dan Banyumas. Sehingga konservasi kawasan hulu air lebih terjamin.
Dalam Musrenbangwil Eks Karesidenan Pekalongan, pegiat alam Suwong dari Batang mengusulkan gagasan kawasan hutan alam ‘Sisik Naga’.
“Kawasan ini membentang dari Prau sampai Slamet. Kalau bisa itu bangkitkan lagim” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya menjaga tangkapan air dan kondisi sungai untuk meminimalkan kegagalan panen.