SERAYUNEWS – Kamis (19/10/2023), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), mengumumkan perubahan status Gunung Slamet. Adanya kenaikan aktivitas vulkanik, maka status naikan dari level I (normal) menjadi level II (waspada).
BaturradenBaturraden, berada di sisi selatan kaki Gunung Slamet. Peningkatan aktivitas gunung dengan ketinggian 3.432 mdpl itu, sudah jadi hal lumrah bagi masyarakat sekitar.
“Tidak ada apa-apa (tidak terdengar suara gemuruh), memang beberapa hari ini tidak terlihat, biasanya pagi terlihat jelas,” kata Nardi, warga Baturraden, Jumat (20/10/2023).
Beberapa hari belakangan, memang ada yang kurang di wilayah Baturraden. Gunung Slamet tidak menampakan keindahannya. Pada pekan lalu, memang terlihat ada kepulan awan putih pada puncak Gunung yang berada di sisi utara Purwokerto ini.
Tetapi bagi warga Baturraden, itu merupakan pemandangan biasa. Mereka masih meyakini jika gunung terbesar di Jateng ini, dalam kondisi baik-baik saja. Masyarakat tetap melakukan aktivitas, seperti biasanya.
“Ya biasa saja, dulu kan malah lebih dari ini. Terasa getarannya saat ada dentuman, dan terlihat percikan semburan lavanya. Tapi ya alhamdulillah, tetap aman,” kata dia.
Jika di tarik garis lurus, dari kawah gunung dengan ketinggian 3.432 mdpl itu, Baturraden berada di radius sekitar 12 km. Sementara itu, pada level II atau status waspada, imbauan tidak melakukan aktivitas pada radius 2 kilometer dari puncak.
“Apalagi di kawahnya sana, itu ada cerukan yang menghadap ke utara, kalau di sisi selatan masih luas dari bibir kawah,” katanya.
Soal status Gunung Slamet menunjukkan peningkatan aktivitas, kearifan lokal masyarakat Baturraden meyakini hal itu terjadi setiap menjelang Pemilu. Gunung yang di kelilingi empat kabupaten ini, selalu ‘batuk’.
“Kalau statusnya meningkat ya biasa, kan mau ada Pemilu,” kata Slamet, warga Baturraden lainnya.
Slamet yang sejak kecil di Baturraden, sudah memperhatikan hal tersebut. Bahkan, menurutnya, hal itu sudah terjadi sejak zaman orangtua mereka. Sekitar lima tahun sekali, Gunung Slamet menunjukkan peningkatan aktivitas vulkaniknya.
“Itu siklus atau memang ada hal lain, tapi memang hampir setiap akan ada Pemilu Gunung Slamet ‘batuk’, ” kata dia.