Purwokerto, Serayunews.com
Ketua Cerita Guru Belajar, Adelina Anggraini mengatakan, praktik baik pembelajaran merupakan organisasi yang fokus pada pemberdayaan guru dan pemimpin. Ada tiga unit gerakan di dalamnya, yaitu cerita guru belajar, kampus guru dan kampus pemimpin merdeka.
“Saya sendiri menangani program cerita guru belajar. Program ini fokus kepada pengembangan guru dan kita sudah mendampingi 9.000 lebih guru untuk lebih mengembangkan kariernya,” tutur Adelina dalam zoom meeting bersama Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP).
Dari pendampingan yang dilakukan, saat ini sudah banyak melahirkan guru-guru yang menjadi penulis, menjadi pembicara dalam berbagai forum pendidikan, desainer komunikasi visual, asesor, dan lain-lain. Bahkan program ini juga mengantarkan guru untuk mewakili Indonesia dalam acara yang digelar Unesco sebagai program pengembangan karir.
“Intinya kita ingin para guru tetap berdaya, terutama di tengah pandemi Covid-19,” ucapnya.
Beberapa program yang dijalankan dalam cerita guru belajar antara lain, temu pendidik nusantara, membuat surat kabar guru belajar, surat kabar pemimpin belajar, kelas penulisan praktik merdeka belajar serta manajemen karir guru belajar. Untuk program temu pendidik nusantara sendiri, merupakan ajang mempertemukan para guru, aktivis dan pegiat pendidikan dengan para pemangku kepentingan. Mereka bertemu untuk saling berbagi pengalaman sehingga bisa saling menginspirasi.
“Temu pendidik nusantara ini sudah kita lakukan pada 33 daerah secara offline dan para guru sangat antusias mengikutinya. Selanjutnya untuk tahun ini sedang kita rancang untuk temu pendidik nusantara pada 50 daerah dan 30 negara,” jelas Adelina.
Dibukanya peluang untuk berinteraksi dengan para guru dari negara lain, supaya lebih bisa saling belajar terkait sistem pembelajaran, sehingga wawasan guru akan semakin luas. Selanjutnya, para guru yang mengikuti program temu pendidik nusantara ini, diharapkan bisa menularkan ilmu yang diperolehnya kepada rekan-rekan guru di wilayahnya masing-masing.
Program guru belajar ini sudah melahirkan banyak gurur-guru yang tetap berdaya di tengah pademi, misalnya ada kepala sekolah dari Kalimantan yang sekarang sering menulis, ada juga Suhud, guru yang sudah banyak menerbitkan guru serta Rachmat, guru yang menulis tentang bagaimana belajar matematika dengan cara yang menyenangkan. Kreativitas guru terasah dan terarah melalui program tersebut.
“Kita juga mempunyai banyak produk yang dihasilkan seperti buku-buku yang ditulis sediri oleh para guru dan tentu dengan kisah yang menginspirasi, kemudian surat kabar guru belajar hingga kaos serta tas dan lainnya yang intinya merupakan upaya untuk meningkatkan rasa percaya diri guru sehingga mereka menjadi lebih berdaya,” pungkasnya.