SERAYUNEWS– Untuk menjaga stabilitas pangan nasional di tengah masalah iklim El Nino, Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) tengah menyiapkan 500.697 hektar lahan dan benih. Lahan yang disiapkan tersebar di enam provinsi utama dan empat provinsi pendukung, guna meningkatkan produksi pangan.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan RI, Suwandi dalam keterangnya menyebutkan, melalui Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino, Kementan menyiapkan 500.697 hektare lahan. Untuk sebaran ada di enam provinsi utama dan empat provinsi pendukung, selama periode Agustus sampai Oktober 2023.
Untuk provinsi utama meliputi Sumatera Utara di 19 kabupaten seluas 57.997 hektare, Sumatera Selatan ada 7 kabupaten seluas 103.672 hektare, Jawa Barat ada 14 kabupaten seluas 61.075 hektare, Jawa Timur ada 11 kabupaten seluas 53.458 hektare dan Jawa Tengah ada 14 kabupaten seluas 45.339 hektare.
Kemudian, Sulawesi Selatan ada 11 kabupaten dengan luas lahan 32.503 hektare. Untuk provinsi pendukung meliputi Lampung ada 7 kabupaten seluas 26.626 hektare, Banten ada 4 kabupaten seluas 36.016 hektare, Kalimantan Selatan ada 11 kabupaten seluas 62.872 hektare, serta Nusa Tenggara Barat ada 8 kabupaten seluas 21.159 hektare.
Lebih lanjut Suwandi mengatakan, sejak awal Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi. Langkah itu juga diikuti dengan adaptasi, mitigasi, hingga kolaborasi dengan sejumlah pihak untuk menanggulangi dampak masalah iklim El Nino.
Upaya yang dilakukan dalam Gernas El Nino dimulai dari koordinasi dengan pihak terkait, pendataan atau pemetaan, penyediaan sumber pengairan, distribusi benih, distribusi pupuk, gerakan tanam (Gertam), gerakan penanganan kekeringan dan pengendalian OPT, pengawalan asuransi dan pembiayaan, serta penanganan panen dan pasca panen.
“Untuk distribusi benih, kita mulai dengan mengidentifikasi kebutuhan benih di tiap daerah, memfasilitasi penyediaan benih tahan kekeringan dan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan), sampai pengawalan dalam penyaluran benih,” ungkap Suwandi dikutip dari laman resmi Kementan, Kamis (14/9/2023).