SERAYUNEWS – Harga kebutuhan pokok di Kabupaten Purbalingga dilaporkan tetap stabil. Hal itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengendalikan inflasi di tingkat nasional.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purbalingga, Wasis Pambudi, mengungkapkan bahwa hasil pemantauan di Pasar Segamas menunjukkan harga barang kebutuhan pokok masih aman dan tidak mengalami perubahan yang signifikan
“Untuk harga saat ini cukup stabil. Misalnya, cabai rawit, cabai merah, dan cabai hijau, selisih harganya hanya antara Rp1.000 hingga Rp1.500, dan semuanya masih di bawah Rp40 ribu. Tidak ada perubahan harga yang terlalu ekstrem,” kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Purbalingga Wasis Pambudi, Kamis (3/10/2024).
Dengan harga yang stabil harapannya tak akan memberi dampak kejut pada masyarakat. Dengan harga yang stabil, prediksi pengeluaran masyarakat juga relatif tak meleset
Disampaikan pihaknya juga mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara daring pada Rabu (2/10/2024). Ditegaskan, Pemerintah Kabupaten Purbalingga melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus berkomitmen menjaga stabilitas harga dengan berkoordinasi bersama berbagai pihak terkait. Hal ini diharapkan dapat mendukung upaya nasional dalam menjaga inflasi tetap terkendali.
Rapat Koordinasi tersebut dipimpin oleh Plt Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir. Dalam arahannya, Tomsi menekankan pentingnya tindakan konkret di lapangan dalam pengendalian inflasi di tiap daerah. Selain tindakan konkret jiga perlunya koordinasi antar instansi. “Koordinasi antara daerah dan kementerian terkait harus dilakukan secara optimal untuk memastikan stabilitas harga terus terjaga,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa berdasarkan pantauan nasional, terjadi penurunan harga atau deflasi secara month-to-month, yang dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas seperti cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi juga turut berperan dalam penurunan inflasi, dengan harga BBM menyesuaikan harga minyak internasional.
“Di bulan September 2024, terjadi penurunan harga BBM jenis Pertamax yang menyumbang deflasi sebesar -0,04%,” jelasnya.
Deputi III Kantor Staf Presiden, Edy Priyono, turut memaparkan perkembangan harga minyak goreng dan bahan pangan lainnya di tingkat daerah. Disparitas harga minyak tercatat rendah, dengan rata-rata sebesar 4,48%. Sementara itu, harga beras medium mencatat disparitas sebesar 13,98%, dengan beberapa daerah mengalami kenaikan, penurunan, atau stabilitas harga, tergantung pada pasokan lokal. Di sisi lain, bawang merah menunjukkan disparitas harga yang lebih tinggi, yakni sebesar 26,40%.