
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat Inflasi Cilacap pada Oktober 2022 tercatat 0,01%. Tingkat inflasi tersebut lebih rendah daripada bulan sebelumnya. Hal itu sejalan dengan mulai terkendalinya harga beberapa komoditas pangan strategis.
Cilacap, serayunews.com
Adapun harga beberapa komoditas pangan strategis yang mulai terkendali seperti aneka cabai. Harga cabai yang terkendali seiring pasokan yang terpantau tinggi pasca puncak musim panen. Harga telur dan daging ayam ras juga terkendali karena terjaganya pasokan.
Di sisi lain, komoditas beras masih mengalami inflasi akibat penurunan produksi seiring berlangsungnya periode tanam gadu di berbagai sentra produksi.
“Cilacap mengalami inflasi sebesar 0,01% (mtm), menurun daripada inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,11% (mtm). Inflasi terutama bersumber dari kenaikan harga kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar RT dengan andil sebesar 0,09% (mtm),” ujar Kepala Kantor Bank Indonesia Purwokerto Rony Hartawan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/11/2022).
Sedangkan dari komoditasnya, komoditas yang mendorong penurunan inflasi antara lain adalah cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras. Kemudian, minyak goreng, cabai rawit.
Alami Kenaikan
Di sisi lain, ada komoditas yang masih mengalami kenaikan harga, seperti beras, bahan bakar RT, jeruk, kopi bubuk, udang basah.
Secara tahun kalender, inflasi Cilacap tercatat sebesar 5,96% (ytd). Adapun capaian inflasi secara tahunan sebesar 7,21% (yoy) pada posisi Oktober 2022. Angka tersebut lebih tinggi daripada rata-rata historis inflasi Oktober tahun 2019 sampai 2021 yang sebesar 1,58% (yoy).
“Inflasi Cilacap pada 2022 diperkirakan lebih tinggi dari batas atas sasaran, dan akan kembali ke dalam sasaran inflasi 3±1 (yoy) pada 2023,” ujarnya.
Adapun risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian inflasi pada tahun berjalan antara lain meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan arah pemulihan ekonomi nasional, masih tingginya harga energi dan pangan global (imported inflation), ketegangan geopolitik, serta risiko bergejolaknya harga pangan.
“Dalam hal ini koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, dan pihak terkait lainnya akan terus diperkuat. Hal itu sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok,” ujarnya.
Sinergi
Selain itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Cilacap telah melakukan penguatan sinergi program pengendalian inflasi. Selain itu melakukan penanggulangan dampak inflasi melalui implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Berbagai kegiatan di antaranya melalui pelaksanaan operasi pasar dan pasar murah untuk beberapa komoditas seperti beras, minyak goreng, aneka cabai, bawang merah, dan daging ayam ras.
Pencanangan program urban farming melalui gerakan tanam cabai di pekarangan, penyerahan bantuan berupa peralatan digital farming untuk komoditas padi dan bawang merah dan peralatan pasca panen beras
Kemudian pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah (KAD) komoditas bawang merah antara BUMP PT Bawor Tani Sejahtera (Banyumas) dan Poktan Mekar Jaya (Brebes).