Purwokerto, serayunews.com
Pengusaha Kue Bolu Kukus dan Brownies di Kelurahan Kranji, Kecamatan Purwokerto Timur, Dewi Okta S (42) mengaku, cukup pusing dengan kenaikan harga tersebut. Sebab, telur merupakan bahan utama dan jika harus haru dikurangi penggunaannya akan mengurangi cita rasa makanannya.
“Kalau biasanya memang ada kenaikan, tetapi tidak lama akan turun lagi. Ini justru naik tidak turun-turun, saya jadi makin pusing,” ujar dia.
Dewi mengaku, sudah berbisnis kue tersebut sejak tahun 2011 lalu dan baru pernah mengalami kenaikan harga telur setinggi ini.
“Waktu itu sempat turun di Rp 25 ribu, ternyata naik lagi ke Rp 30 ribu. Sekarang, ada juga yang sampai Rp 32 ribu per kilogramnya,” katanya.
Dengan naiknya harga telur, dia bingung apakah harus menaikan harga jual kuenya atau tidak.
“Dengan kenaikan harga ini, keuntungannya menipis dan pengeluaran semakin naik. Kalau saya naikan harga, mempengaruhi penjualan. Sementara saya coba siasati dengan menambah produksi dan mencari tambahan outlet untuk berjualan,” ujarnya.