
SERAYUNEWS- Setiap 21 November, dunia memperingati Hari Pohon Sedunia atau World Tree Day sebagai pengingat pentingnya pohon bagi keberlangsungan hidup manusia.
Momentum ini mengajak masyarakat memahami bahwa pohon bukan hanya penghias lingkungan, tetapi penyelamat bumi dari krisis iklim.
Di berbagai negara termasuk Indonesia, peringatan ini menjadi saat yang tepat untuk mendorong gerakan menanam pohon, menjaga ruang terbuka hijau, serta meningkatkan kesadaran akan konservasi hutan.
Berikut Serayunews merangkum informasi dari beberapa sumber mengenai Hari Pohon Sedunia 2025.
Gagasan Hari Pohon Sedunia berakar dari pemikiran Julius Sterling Morton, seorang pencinta alam asal Amerika Serikat pada abad ke-19. Saat tinggal di Nebraska tahun 1854, Morton melihat wilayah itu gersang dan minim pepohonan.
Kondisi tersebut mendorongnya mengajak masyarakat menanam pohon sebagai bentuk pelestarian lingkungan. Pada 10 April 1872, Morton mengusulkan peringatan Arbor Day dalam Rapat Dewan Nebraska.
Usul tersebut disetujui dan memicu penanaman lebih dari satu juta pohon hanya dalam satu hari. Gerakan ini lalu menginspirasi negara lain hingga berkembang menjadi peringatan internasional setiap 21 November.
Indonesia ikut merayakan Hari Pohon setiap 21 November yang bertepatan dengan Hari Menanam Pohon Nasional (HMPI), yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2008.
Setiap tahun, pemerintah mengajak masyarakat memperbanyak ruang hijau, melakukan penanaman bibit, hingga memulihkan hutan yang rusak.
Di kota besar seperti Yogyakarta, meningkatnya kepadatan penduduk membuat Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) semakin dibutuhkan. Kehadiran pohon dan ruang hijau terbukti mampu menurunkan suhu, menyaring polusi udara, meredam kebisingan, hingga mengurangi risiko banjir.
Peringatan Hari Pohon Sedunia membawa pesan penting bagi keberlangsungan hidup:
⦁ Menjaga keseimbangan alam dengan menyerap karbon dan memproduksi oksigen.
⦁ Menghadapi perubahan iklim lewat penanaman pohon yang efektif menyerap emisi.
⦁ Melestarikan keanekaragaman hayati dan habitat flora serta fauna.
⦁ Meningkatkan kualitas hidup melalui ruang hijau yang menyehatkan fisik dan mental.
⦁ Mengajak masyarakat bertanggung jawab menjaga lingkungan dan merawat pohon yang sudah ditanam.
Tahun 2025, Indonesia mengusung tema “Hijaukan Bumi, Pulihkan Alam”. Tema ini menegaskan komitmen pemerintah dan masyarakat untuk memulihkan ekosistem hutan serta meningkatkan kesadaran terhadap perubahan iklim.
Melalui tema ini, masyarakat didorong untuk:
⦁ Menanam pohon di rumah atau lingkungan sekitar.
⦁ Mengurangi penggunaan plastik.
⦁ Mendukung kebijakan pelestarian hutan, serta menjaga kebersihan ruang hijau publik.
Dalam rangka Hari Pohon 2025, berbagai kegiatan dilakukan serentak di seluruh Indonesia, di antaranya:
⦁ Penanaman bibit di lahan kritis, bantaran sungai, dan kawasan hutan lindung.
⦁ Edukasi pelestarian lingkungan di sekolah dan kampus.
⦁ Lomba kreatif bertema pohon bagi anak muda.
⦁ Donasi bibit pohon secara digital.
⦁ Penanaman jutaan pohon melalui program Gerakan Indonesia Menanam 2025 oleh KLHK di Kalimantan, Jawa Barat, Papua, dan wilayah lainnya.
Satu pohon dewasa mampu:
⦁ Menyerap 21 kg CO₂ per tahun.
⦁ Menghasilkan oksigen untuk dua orang.
⦁ Menyimpan air tanah ratusan liter.
⦁ Melindungi tanah dari erosi.
⦁ Menjadi rumah bagi ribuan spesies.
Selain fungsi ekologis, hutan juga mendukung ekonomi masyarakat melalui hasil hutan bukan kayu seperti madu, getah, buah-buahan, hingga tanaman obat.
Banyak sekolah menyelenggarakan program “Satu Siswa Satu Pohon” untuk menanamkan cinta lingkungan sejak dini. Komunitas lingkungan seperti WALHI, WWF Indonesia, dan Greenpeace juga aktif melakukan kampanye digital dan penanaman pohon massal di kota-kota besar.
Kesadaran kolektif ini diharapkan mampu menciptakan generasi muda yang lebih peduli pada bumi.
Meski gerakan menanam pohon semakin masif, tantangan lingkungan belum berakhir. Deforestasi, alih fungsi lahan, dan kebakaran hutan masih menjadi ancaman besar bagi ekosistem Indonesia. Data KLHK mencatat kehilangan hutan dalam jumlah signifikan setiap tahun.
Karena itu, Hari Pohon Sedunia menjadi titik penting untuk memperkuat komitmen melindungi hutan dan memulihkan alam secara berkelanjutan.
Pohon yang ditanam hari ini akan menyediakan oksigen, air, dan kehidupan bagi generasi yang akan datang. Itulah sebabnya gerakan menanam pohon tidak boleh berhenti pada seremoni tahunan.
Bagi generasi muda, Hari Pohon adalah simbol bahwa tindakan kecil dapat menghasilkan perubahan besar.
Hari Pohon Sedunia pada 21 November 2025 menjadi ajakan nyata bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk mencintai bumi dengan langkah sederhana seperti menanam, merawat, dan menjaga pohon.
Dengan tema “Hijaukan Bumi, Pulihkan Alam”, mari jadikan momen ini sebagai aksi bersama menyelamatkan masa depan planet kita. Satu pohon hari ini adalah napas kehidupan bagi generasi mendatang.