Pengelola Basecamp Bambangan Saiful Amri menyampaikan, Nisa melakukan pendakian bersama enam temannya. Dia merupakan satu-satunya perempuan dalam kelompok pendakian itu. Mereka melakukan pendakian Sabtu siang. Semua sudah sesuai persyaratan, di antaranya membawa surat keterangan sehat.
“Rombongan terdiri atas tujuh orang, dia (Nisa, red) satu-satunya perempuan dalam rombongan. Sesuai persyaratan mereka memenuhi, termasuk membawa surat keterangan dokter,” kata Amri, Minggu (1/11/2020) siang.
Jika melihat identitas saat registrasi, mereka bukan dari orgasisasi pecinta alam. Termasuk jika dilihat dari perlengkapan yang dibawa. Tujuh orang pendaki itu merupakan teman bermain.
“Bukan dari organisasi dilihat dari waktu registrasi, perlengkapan dan perbekalan juga sudah memenuhi syarat. Cuma kalau dilihat juga tidak seperti pendaki-pendaki yang berasal dari organisasi pecinta alam,” ujarnya.
Diceritakan, bahwa evakuasi dilakukan Sabtu sore dengan kondisi cuaca gerimis dan berkabut. Posisi korban saat dievakuasi berada di pos II, bersama satu rekannya. Sedangkan lima lainnya sudah berada di pos V. Saat itu fisik korban sudah lemah, sehingga temannya menghubungi tim SAR Bambangan.
“Di saat bersamaan, salah satu personel Tim SAR yang menjadi pemandu kelompok pendaki lain melintas di lokasi. Sempat memberi pertolongan pertama, dan akhirnya korban divekuasi ke basecamp,” katanya.
Sayangnya, kelompok tersebut tidak mengindahkan anjuran pengelola, dalam melakukan pendakian. Tujuh orang tersebut memecah kelompok. Saat ini korban dan satu temannya masih berada di post II. Sedangkan lima lainnya sudah di pos V.
“Di lapangan sudah kami imbau, jangan sampai berpisah rombongan. Berangkat masih rombongan, tapi saat di atas sudah berpisah. Korban berada di pos II sedangkan temannya di pos V,” katanya.
Proses evakuasi cukup menguras tenaga. Karena saat itu kondisi gerimis dan berkabut tebal. Sehingga menyulitkan untuk bergerak cepat. Korban dievakuasi menggunakan tandu sampai ke basecamp.
“Kondisi cuaca gerimis, tapi berkabut tebal, jarak pandang minim sekitar 4 sampai 5 meter,” ujarnya.
Pengelola sangat menyayangkan, lima teman korban tetap melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Slamet. Padahal, saat berangkat mereka satu rombongan.