
SERAYUNEWS – Ramadan selalu menjadi waktu yang dinanti umat Islam. Yuk, hitung mundur Ramadhan 2026.
Pasalnya, seluruh suasana terasa berubah, dari ibadah, makanan, hingga tradisi kebersamaan yang menghangatkan keluarga.
Untuk menyambut bulan suci ini, banyak orang mulai bertanya berapa hari lagi menuju Ramadan 2026 dan kapan hari pertama puasa akan dilaksanakan.
Perlu diketahui bahwa penetapan awal Ramadan menggunakan kalender Hijriah, yang perhitungannya berbasis pergerakan bulan.
Sementara kalender yang kita gunakan sehari hari adalah kalender Masehi yang berbasis pergerakan matahari.
Perbedaan sistem inilah yang membuat Ramadan bergerak maju setiap tahun sekitar sepuluh sampai sebelas hari ketika dilihat dari kalender Masehi.
Jika Ramadan 1446 Hijriah pada 2025 jatuh sekitar bulan Maret, maka Ramadan 1447 Hijriah diperkirakan akan maju dan bertepatan dengan Februari 2026.
Hitung mundur menuju Ramadan biasanya mulai diperhatikan sejak bulan Jumadil Awal 1447 Hijriah.
Sebagai contoh, pada 10 November 2025 atau 19 Jumadil Awal 1447 Hijriah, perkiraan menuju Ramadan berada di posisi H kurang 100 menurut perhitungan Muhammadiyah.
Sementara menurut pemerintah posisinya berada pada H kurang 101. Berikut contoh rangkaian hitung mundur Ramadan 1447 Hijriah:
November 2025
10 November 2025 setara 19 Jumadil Awal 1447 Hijriah: H kurang 100 atau H kurang 101
15 November 2025 setara 24 Jumadil Awal 1447 Hijriah: H kurang 95 atau H kurang 96
20 November 2025 setara 29 Jumadil Awal 1447 Hijriah: H kurang 90 atau H kurang 91
30 November 2025 setara 9 Jumadil Akhir 1447 Hijriah: H kurang 80 atau H kurang 81
Desember 2025
10 Desember 2025 setara 19 Jumadil Akhir 1447 Hijriah: H kurang 70 atau H kurang 71
20 Desember 2025 setara 29 Jumadil Akhir 1447 Hijriah: H kurang 60 atau H kurang 61
31 Desember 2025 setara 11 Rajab 1447 Hijriah: H kurang 49 atau H kurang 50
Januari 2026
10 Januari 2026 setara 21 Rajab 1447 Hijriah: H kurang 39 atau H kurang 40
20 Januari 2026 setara 1 Syakban 1447 Hijriah: H kurang 29 atau H kurang 30
30 Januari 2026 setara 11 Syakban 1447 Hijriah: H kurang 19 atau H kurang 20
Februari 2026
10 Februari 2026 setara 22 Syakban 1447 Hijriah: H kurang 8 atau H kurang 9
15 Februari 2026 setara 27 Syakban 1447 Hijriah: H kurang 3 atau H kurang 4
17 Februari 2026 setara 29 Syakban 1447 Hijriah: H kurang 1 atau H kurang 2
18 Februari 2026 setara 1 Ramadan atau 30 Syakban: Hari H atau H kurang 1
Hitung mundur di atas memperhitungkan kemungkinan adanya perbedaan penetapan awal Ramadan.
Karena itu terdapat dua angka, yaitu versi Muhammadiyah dan versi pemerintah atau NU.
Awal puasa akan jatuh pada tanggal 1 Ramadan. Untuk tahun 1447 Hijriah atau 2026, terdapat dua kemungkinan tanggal, yaitu 18 Februari 2026 atau 19 Februari 2026.
Perbedaan ini terjadi karena setiap ormas Islam di Indonesia memiliki metode penentuan awal bulan yang berbeda.
Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki, yaitu perhitungan posisi geometris bulan dan matahari.
Berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 2 MLM I.0 E 2025, Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1447 Hijriah jatuh pada 18 Februari 2026.
Dalam maklumat itu, tertulis bahwa penentuan awal Ramadan dilakukan melalui sistem kalender Hijriah Global Tunggal yang ditetapkan sejak 2024 dan mulai diimplementasikan penuh pada 2026.
Sementara itu, Nahdlatul Ulama menggabungkan hisab dengan ruqyah hilal. NU menegaskan bahwa pengamatan hilal dilakukan pada 29 Syakban.
Bila hilal terlihat dengan ketinggian yang memenuhi kriteria imkanur rukyah, Ramadan dimulai esok harinya. Jika tidak terlihat, Syakban digenapkan menjadi 30 hari.
Pemerintah menggunakan metode yang serupa dengan NU dan akan menetapkan awal puasa melalui sidang isbat yang dijadwalkan pada 17 Februari 2026.
Dengan demikian:
Jika hilal memenuhi kriteria, awal Ramadan pemerintah akan jatuh 18 Februari 2026.
Jika tidak memenuhi kriteria, awal Ramadan akan jatuh 19 Februari 2026.***