SERAYUNEWS– Selesai Idulfitri, maka masuk ke siklus berikutnya, menyiapkan seragam sekolah pada tahun ajaran baru.
Seragam sekolah nasional untuk SD, SMA dan SLTA tidak berubah.
Siapa pencetus warna seragam sekolah yang sampai saat ini bertahan ?
Idik Sulaeman Nataatmadja adalah tokoh pencetus gagasan corak warna dan seragam sekolah. Dia alumni Pendidikan Seni Departemen Ilmu Teknik Institut Teknologi Bandung (kini termasuk Fakultas Seni Institut Teknologi Bandung) pada 9 April 1960.
Gagasan model seragam sekolah dia sampaikan saat menjabat sebagai Direktur Pembinaan Kesiswaan di Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah dengan masa periode 1979-1983.
Bagi Idik, seragam kemeja putih dengan bawahan merah untuk anak SD melambangkan energi dan keberanian bagi siswa untuk belajar.
Sementara itu, corak warna biru pada seragam SMP melambangkan komunikasi dan percaya diri karena pada masa-masa ini siswa SMP sedang dalam masa pengembangan kepercayaan diri.
Lalu, corak warna abu pada seragam SMA/SMK menunjukkan kedewasaan dan ketenangan.
Idik juga melengkapinya dengan lambang sekolah dasar (SD) dan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) di saku kiri seragam sekolah. Semuanya dia disain sendiri.
Penetapan seragam sekolah berdasarkan Surat Keputusan Presiden yang Soeharto tanda tangani pada 17 Maret 1982. SK tersebut mengatur corak warna yang berlaku bagi tiap tingkatan sekolah, sebagaimana para pelajar Indonesia kenakan sampai saat ini.
Tidak hanya seragam berikut logonya, tetapi Idik juga merupakan merupakan pencetus nama Pakribaka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) yang identik dengan upacara kemerdekaan 17 Agustus.
Idik mengusulkan nama ini pada tahun 1973, sebelumnya sejak 1967 sampai 1972 masih bernama Pasukan Pengerek Bendera Pusaka.
Tak hanya nama, Idik juga menciptakan seluruh atribut yang sampai sekarang ada dalam seragam Paskibraka. Atribut itu mulai dari pakaian seragam, sampai Lambang Anggota Paskibraka, Lambang Korps Paskibraka, Tanda Pengukuhan berupa lencana Merah-Putih Garuda (MPG), juga Kendit Kecakapan.
Idik Sulaeman meninggal pada 4 April 2013 di Jakarta. Begitu banyak jasanya bagi Indonesia di dunia Pendidikan.*** (O Gozali)