SERAYUNEWS– Idul Adha tahun ini meriah bagi keluarga besar Ponpes Mumtaza di Prapas, Banjarnegara. Sebagai ajang praktik uji kompetensi, para santri tidak hanya berperan sebagai imam dan khatib dalam salat Id, tetapi juga sebagai pelaksana utama kegiatan kurban.
Pada Senin (17/6/2024), seluruh santri dengan semangat bergegas menuju tanah lapang dusun Prapas yang hanya berjarak 300 meter dari Pondok. Dua santri yaitu Firdaus Nuzula (18 tahun) dan Zidan Mubarak (16 tahun), memimpin shalat Ied yang dihadiri oleh warga sekitar.
Menurut Pengasuh Ponpes Mumtaza, Afit Juliat Nurcholis, dalam khutbahnya, Zidan mengingatkan pentingnya ibadah kurban dan meneladani keteladanan Nabi Ibrahim dalam ketaatannya kepada Allah. “Khutbah tersebut ditutup dengan doa khusus untuk kesejahteraan kaum muslimin di Palestina, menunjukkan kesadaran sosial yang tinggi dari santri Ponpes Mumtaza,” katanya.
Menurut Afit, tahun ini beberapa wali santri dan para donatur Mumtaza berkurban 9 ekor kambing dan 1 ekor sapi. Kemudian langsung dilaksanakan prosesi penyembelihan. Pelaksana adalah para santri termasuk petugas penyembelih hewan qurban. “Semuanya menjadi uji kompetensi bagi mereka,” katanya.
Para santri yang terpilih sebagai panitia Qurban tidak hanya belajar teori, tetapi juga berlatih langsung dalam berbagai tahap proses. Mulai dari menjatuhkan hewan qurban, memegang, menyembelih, menggantung dan mengikat, menguliti, melepas jeroan, melepas daging, memotong tulang, menimbang daging, hingga mengemas dan mengolah daging qurban menjadi masakan seperti sate dan gulai.
Afit menjelaskan prosesi tahun ini menjadi pelajaran berharga bagi kehidupan mereka ke depan sebagai muslim dewasa yang bertanggung jawab dalam mengelola ibadah kurban.
Semua santri kelas 4 bahkan telah disertifikasi oleh ahli sembelih melalui bimbingan teknis Juru Sembelih Halal (Juleha) yang bersertifikat dari DPD Juleha Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan komitmen kami dalam manajemen qurban dan pembekalan kompetensi yang holistik bagi santri.
Perayaan Idul Adha di Ponpes Mumtaza bukan hanya sekadar ritual keagamaan. Namun, juga sebuah prosesi mendidik untuk mempersiapkan generasi penerus yang lebih baik dalam menjalankan tugas-tugas keislaman mereka.