Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Puwokerto mencatat, inflasi di Kabupaten Banyumas dan Cilacap pada Juli 2022 cenderung menurun. Juli ini tercatat inflasi sebesar 0,39% untuk Kabupaten Banyumas, lebih rendah daripada bulan sebelumnya yakni mencapai 0,59% (mtm). Begitu pula inflasi di Kabupaten Cilacap yang tercatat pada Juli mencapai 0,35% (mtm) daripada bulan sebelumnya yang mencapai 0,71% (mtm).
Purwokerto, serayunews.com
Kepala Perwakilan BI Purwokerto, Rony Hartawan menjelaskan tentang menurunnya tekanan inflasi di Kabupaten Banyumas. Hal itu bersumber dari peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,19% (mtm).
“Dari komoditasnya yang menjadi penyumbang inflasi terbesar adalah bawang merah, cabai merah, bahan bakar rumah tangga, tarif sekolah dasar, dan daging ayam ras. Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas yang mengalami koreksi harga seperti minyak goreng, bawang putih, beras, emas perhiasan, dan gula pasir,” katanya, Selasa (2/8/2022).
Secara tahun kalender inflasi di Banyumas, BI mencatat sebesar 4,87% (ytd) dan secara tahunan sebesar 6,43% (yoy). Capaian inflasi tahunan tersebut lebih tinggi daripada rata-rata historis inflasi Juli tahun 2019 s.d 2021 yang sebesar 1,69% (yoy).
Sedangkan untuk perkembangan inflasi di Kabupaten Cilacap bersumber dari hal serupa yakni makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil sebesar 0,24% (mtm). Penyumbang inflasi tertinggi yakni cabai merah, rokok kretek filter, bawang merah, daging ayam ras, dan jeruk.
Sementara itu, terdapat beberapa komoditas yang mencatatkan koreksi harga utamanya minyak goreng, beras, bawang putih, gula pasir dan kelapa.
Kantor Perwakilan BI Purwokerto memprediksi, inflasi IHK Kabupaten Banyumas dan Cilacap akan lebih tinggi dari batas sasaran pada tahun 2022 ini. Hal itu akan kembali ke dalam sasaran 3±1% (yoy) pada tahun 2023.
“Adapun risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian inflasi ke depan antara lain meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan arah pemulihan ekonomi nasional, ketersediaan pasokan, serta dampak inflasi dari kenaikan permintaan dan harga barang di luar negeri (imported inflation),” katanya.