Capaian inflasi tersebut terpantau lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional dan Jawa Tengah yang masing-masing tercatat sebesar 0,28 persen (mtm) dan 0,18 persen (mtm).
“Inflasi terjadi karena kenaikan harga beberapa komoditas, diantaranya seperti daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, cabai rawit, dan minyak goreng,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Sansum Hadi melalui rilis yang dikirimkan, Senin (7/12/2020).
Sedangkan inflasi ditahan karena adanya penurunan harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, terutama bersumber dari emas perhiasan.
Sementara itu harga komoditas bahan pokok yang terpantau di beberapa pasar tradisional di Cilacap, berdasarkan laporan Kepokmas Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM pada Senin (7/12/2020) yakni untuk daging ayam ras Rp 35 ribu per kilogram, telur ayam ras antara Rp 25-27 ribu per kilogram, bawang merah Rp 30-32 ribu per kilogram, cabai rawit merah Rp 45-48 ribu per kilogram dan minyak goreng curah 12.500 per kg.
Dibandingkan harga pada 30 November 2020 lalu, harga kepokmas untuk daging ayam ras Rp 35 ribu per kg, telur ayam ras Rp 25/26 ribu/kilogram, bawang merah sekitar Rp 30 ribu/kg, cabai rawit merah Rp 35 ribu per kg, dan minyak goreng curah Rp 12 ribu per kilogram.
Sementara itu, secara tahunan inflasi Purwokerto dan Cilacap pada tahun 2020 diperkirakan lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya, dan berada dibawah rentang target inflasi 2020 sebesar 3±1 persen.
Lanju inflasi tertahan karena terbatasnya konsumsi dan daya beli masyarakat di tengah pandemi Covid-19, serta pasokan bahan pangan utama yang relatif mencukupi ditengah kondisi cuaca yang kondusif sampai dengan triwulan III 2020.
Namun, Samsun juga menyampaikan jika ada beberapa risiko pendorong inflasi di akhir tahun, antara lain potensi La Nina mulai Oktober 2020 yang dapat memicu terjadinya curah hujan tinggi dan banjir, serta masih munculnya andil inflasi cukai rokok.