SERAYUNEWS– Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cilacap mencatat, inflasi pada September 2025 mencapai 0,34 persen (month-to-month/m-to-m), dengan inflasi year-to-date (y-to-d) sebesar 1,77 persen dan inflasi year-on-year (y-on-y) naik menjadi 2,81 persen. Kenaikan ini mendorong Indeks Harga Konsumen (IHK) menjadi 108,67 dari posisi 105,70 pada periode yang sama tahun lalu.
BPS Kabupaten Cilacap menyebut, inflasi September didorong oleh kenaikan harga di sejumlah komoditas pangan utama. Komoditas yang paling dominan menyumbang inflasi antara lain daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit, beras, dan telur ayam ras. Selain itu, emas perhiasan juga memberikan kontribusi cukup besar.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang terbesar inflasi dengan kenaikan 4,84 persen secara tahunan. Sementara kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 6,94 persen, diikuti pendidikan sebesar 3,58 persen, dan perumahan, air, listrik, serta bahan bakar rumah tangga sebesar 2,08 persen.
Kendati demikian, kenaikan harga bahan pokok tersebut masih dalam batas wajar. Adapun kenaikan harga daging ayam dan cabai memang cukup terasa di pasar, tapi masih dalam kisaran normal menjelang masa pancaroba dan perubahan pasokan pangan antar daerah. Selain bahan pangan, biaya pendidikan juga memberi tekanan inflasi.
Meski mayoritas kelompok pengeluaran mengalami kenaikan, beberapa sektor justru mencatat deflasi atau penurunan harga. Di antaranya kelompok perlengkapan rumah tangga turun 0,65 persen, informasi dan komunikasi turun 0,66 persen, serta rekreasi, olahraga, dan budaya turun 0,34 persen.
Beberapa harga barang seperti telepon seluler, bensin, dan tarif kereta api mengalami penurunan. Hal ini membantu menahan laju inflasi agar tidak terlalu tinggi.
Kepala BPS Cilacap, Suswandi menyebut, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, inflasi Cilacap naik dari 1,74 persen pada September 2024 menjadi 2,81 persen tahun 2025 ini. Namun, angka tersebut dinilai masih stabil dan terkendali.
“Secara umum inflasi Cilacap masih terkendali. Kami terus berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) agar harga kebutuhan pokok tetap stabil, terutama menjelang akhir tahun,” ujarnya, Rabu (8/10/2025).
BPS juga mencatat bahwa secara bulanan, inflasi tahun ini lebih tinggi dibanding September 2024 yang hanya 0,06 persen, menandakan adanya peningkatan permintaan dan penyesuaian harga di pasar lokal.
Dengan kondisi tersebut, masyarakat diimbau tetap bijak dalam berbelanja dan memperhatikan pola konsumsi, sementara pemerintah daerah diharapkan menjaga kestabilan pasokan pangan strategis seperti beras, ayam, dan cabai yang menjadi penentu utama angka inflasi.