Inggris memilih jalur neraka di babak gugur Euro 2020. Sementara, modal mereka hanya dua gol yang dibuat satu pemain.
London, Serayunews.com
Inggris memilih untuk memenangkan pertandingan melawan Republik Ceko. Inggris menang 1-0 atas Republik Ceko, Rabu (23/6/2021) pagi WIB.
Kemenangan itu membuat Inggria juara grup D. Inggris mendapatkan tujuh poin dari tiga laga. Dari tiga laga itu, Inggris hanya membuat dua gol yang diborong Raheem Sterling.
Keberhasilan Inggris menjadi juara grup D membuat mereka akan berhadapan dengan runner up grup F. Siapa runner up grup F? Belum diketahui.
Empat tim di grup F masih berkesempatan jadi runner up. Keempat tim itu adalah Prancis, Jerman, Polandia, dan Hungaria. Kecuali Hungaria, tiga tim lain adalah tim kelas berat.
Inggris memilih jalan melawan tim berat. Sebenarnya, Inggris memiliki kesempatan untuk mendapatkan lawan yang relative ringan. Caranya adalah Inggris cukup bermain seri melawan Republik Ceko. Jika Inggris bermain seri melawan Republik Ceko, maka Inggris akan ada di posisi dua klasemen akhir grup D.
Jika runner up grup D, maka Inggris akan melawan runner up grup E. Siapa runner up grup E? Di antaranya Spanyol, Swedia, Polandia, dan Slowakia. Dengan Spanyol yang tak oke, maka calon lawan ini jauh lebih menguntungkan bagi Inggris. Tapi Inggris memilih jalan terjal dengan melawan runner up grup F.
Produktivitas Rendah
Salah satu problem Inggris pada Euro 2020 sejauh ini adalah produktivitas. Sampai sejauh ini, di antara tim yang sudah lolos ke 16 besar, Inggris adalah tim miskin produktivitas kedua setelah Swedia. Namun, perlu dicatat, Swedia baru memainkan dua laga.
Inggris terlihat tak bisa memanfaatkan Harry Kane yang garang bersama Tottenham Hotspur. Setidaknya, itulah yang terjadi jika melihat jumlah gol yang telah dibuat Inggris sejauh ini. Produktivitas rendah ini akan jadi masalah ketika bermain dengan tim yang relative kuat di belakang.
Tengok saja Jerman yang mengandalkan Rudiger, Hummels, dan Ginter. Rudiger adalah sosok penting saat Chelsea juara Liga Champions belum lama ini. Hummels adalah pemain yang berpengalaman. Ginter yang tak terlalu populer, sudah 42 kali membela Jerman.
Prancis? Mereka memiliki empat pemain belakang yang solid. Ada Kimpembe, Varane, Pavard, dan Digne atau Hernandez. Portugal? Mereka punya pemain sangat berpengalaman bernama Pepe. Dengan para pemain berpengalaman itu, bagaimana Inggris akan bergeliat?
Tren Menurun
Jika melihat produktivitas Inggris pada Euro sejauh ini, maka itu lebih buruk dibandingkan ajang sebelumnya. Ajang sebelumnya adalah ajang sebelum Euro 2020 ketika Inggris sudah dilatih Gareth Southgate.
Di Piala Dunia 2018, Inggris mampu membuat delapan gol di babak grup. Di UEFA Nations League 2018-2019, Inggris mampu membuat enam gol di babak grup. Di UEFA Nations League 2020-2021, Inggris mampu membuat tujuh gol di babak grup.
Tren menurun dari produktivitas Inggris ini sekali lagi bisa jadi masalah ketika bertemu dengan tim besar yang memiliki lini belakang yang solid. Maka, jalan yang ditempuh Inggris ini adalah jalan yang terjal. Mereka akan berhadapan dengan tim besar dengan hanya modal dua gol.
Jika mengacu pada produktivitas dan performa sejauh ini, jalan yang ditempuh Inggris adalah jalur neraka. Sulit sepertinya Inggris akan melalui jalur berat itu. Tapi, ini sepak bola, bola bundar dan segala kemungkinan bisa terjadi. Siapa tahu Inggris bisa melaju lebih jauh di Euro kali ini?