Purwokerto, Serayunews.com
Terlahir dari keluarga yang sangat mementingkan pendidikan, membuat Nurhayati memiliki komitmen besar terhadap dunia pendidikan. Kesuksesan Paragon juga beriringan dengan kiprah perusahaan ini dalam memberikan suport terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Mulai dari memberikan beasiswa bagi siswa kurang mampu, memberikan pelatihan bagi guru dan dosen, dan lain-lain.
“Saya anak ke-4 dari 8 bersaudara dan sejak orang tua hingga kakek sangat memperhatikan pendidikan, sehingga bekal yang diberikan adalah pendidikan. Untuk membangun bisnis yang kuat dan terus berkembang, salah satu yang saya pegang adalah kita jangan hanya terfokus memikirkan diri sendiri, tetapi harus juga memiliki kepedulian terhadap orang lain,” kata Nurhayati.
Putri dari pasangan Abdul Muin, yang merupakan tokoh Muhammadiyah di Padang Panjang, Sumatera Barat dan Ibu Nurjanah ini memaparkan, ada lima hal yang sampai sekarang selalu ia pegang dalam membangun bisnis. Pertama adalah Ketuhanan, kepedulian, kerendahan hati, ketangguhan, dan inovasi. Menurutnya, kepedulian terhadap sesama ini sangat efektif untuk mencegah dari hal-hal negatif.
“Contoh sederhana saja, orang yang melakukan korupsi itu karena ia hanya mempedulikan kepentingan pribadi dan tidak mempedulikan kepentingan orang lain, sehingga sikap kepedulian ini harus terus kita tanamkan ada diri kita,” ungkapnya.
Rasa kepedulian ini juga ditunjukan Nurhayati saat usaha yang dirintisnya mengalami musibah kebakaran hingga semua aset habis dan bisnis dalam kondisi minus. Namun, dilandasi kepedulia terhadap nasib para karyawannya, Nurhayati akhirnya bangkit dan kembali membangun bisnisnya dari nol. Menurutnya, semangat kepedulian tersebut juga menjauhkan diri dari rasa putus asa.
Saat ini bisnis yang dibangun tahun tahun 1985 ini memiliki 7 strong brands, 41 distributor center yang juga sudah merambah ke Malaysia serta memiliki 10.000 lebih karyawan. Bahkan di tengah pandemi Covid-19, dimana banyak usaha yang terpuruk, Paragon justru meluncurkan produk baru yaitu Kahf dan Labore. Sementara produk Wardah sendiri berhasil menjadi produk Indonesia pertama yang masuk dalam kategori Global Fastest Growing Brand tahun 2016 lalu.
Mengawali usaha dengan hanya dua karyawan yang juga merupakan asisten rumah tangga, kini Nurhayati menjadi salah satu wanita Indonesia yang masuk dalam daftar 25 pebisnis wanita yang memiliki dampak besar di dunia bisnis Asia versi Majalah Forbes.
“Prinsip saya, hidup itu harus bermakna dan bermanfaat untuk orang lain, jika itu kita pegang maka efeknya, semua yang kita tekuni akan tumbuh berkembang dan menyebarkan manfaat bagi banyak orang. Namun, jangan pernah merasa sudah berada di puncak, karena inovasi tetap harus dilakukan,” pesannya.