SERAYUNEWS- Longsor dan banjir di wilayah Kecamatan Wanayasa menyebabkan sejumlah rumah rusak dan terancam.
Bahkan beberapa warga, terpaksa mengungsi karena bajir dan longosr menerjang permukiman mereka.
Banjir dan longsor terjadi pada, Senin (20/1/2025) sekitar pukul 18030 WIB. Saat itu wilayah Kecamatan Wanayasa hujan dengan intensitas tinggi sejak pukul 15.00 WIB hingga malam hari.
Bayu, Kepala Dusun Kalideres, Desa Jatilawang, Kecamatan Wanayasa mengatakan, sebelum kejadian wilayahnya hujan deras dengan durasi yang cukup lama.
Hujan berlangsung sejak pukul 15.00 WIB, sekitar pukul 18.30 WIB. Terdengar suara gemuruh dan air mulai meluap dengan material tanah yang cukup pekat.
Tebing di wilayah hutan yang menyebabkan material kayu terbawa longsor dan air. Kayu tersebut menutup jembatan yang ada di dekat permukiman warga, sehingga air meluap dan menjadikan banjir serta lumpur.
“Banjir ini sampai menerjang rumah warga, ketinggian air mencapai 1 meter. Bahkan akibat terjangan ini dua rumah rusak, sementara 15 lainnya, material longsoran sampai masuk ke rumah warga,” katanya.
Menurutnya, untuk saat ini sejumlah warga bersama para relawan melakukan pembersihan material. Sementara warga yang rumahnya rusak akibat banjir mengungsi di tempat yang lebih aman.
“Kalau was-was masih ada, sebab saat ini masih terjadi hujan di wilayah kami,” katanya.
Selain itu, banjir bandang dengan material longsoran juga menyebabkan tanggul di belakang MTs Maarif Jatilawang ambrol dan menerjang tembok sekolah. Air juga masuk ke beberapa ruang hingga merusak peralatan yang ada di sekolah tersebut.
Ikhwanto Kepala MTS Maarif Jatilawang mengatakan, akibat longsor, satu ruang kelas rusak.
Untuk sementara para siswa diliburkan, sedangkan para wali murid bersama warga dan relawan melakukan pembersihan gedung sekolah tersebut.
“Untuk sementara anak-anak kami liburkan hingga dua hari ke depan. Sebagai antisipasi, kita juga akan membuat terasering pada tebing yang ada di belakang sekolah,” katanya.
Terkait kerugian akibat banjir dan longsor tersebut, dia menyebutkan jika dampak dari kejadian ini kerugian mencapai Rp 150 juta. Selain merusak bangunan, beberapa perangkat milik sekolah juga rusak.
Petugas BPBD Banjarnegara, Jamroh mengatakan, longsor dan banjir bandang ini terjadi akibat adanya tebing yang longsor di lahan Perhutani.
Longsor di lahan perhutani ini membawa material kayu hingga ke aliran sungai dan terjadi sumbatan. Tingginya air membuat sungai meluap hingga terjadi banjir bandang.
“Untuk saat ini, banjir di Jalilawang tersebut menyebabkan sekolah rusak, 2 rumah rusak, serta 15 rumah lainnya terdampak,” ujarnya.
Selain di Desa Jatilawang, longsor dan banjir bandang juga menerjang wilayah Desa Balun. Talud ambrol dan merusak 1 rumah, serta sebuah mobil juga ikut terseret longsor.
Kejadian serupa juga terjadi di Desa Kasinoman, Kecamatan Kalibeing. Bedanya di desa ini longsor menutup jalan utama warga, bahkan saat kejadian ada satu mobil yang melintas hingga terseret material longsoran.
“Untuk korban jiwa tidak ada, bahkan mobil yang terseret dengan penumpang 7 orang ini juga berhasil selamat,” ujarnya.
Melihat kondisi cuaca yang masih terjadi hujan, dia meminta warga untuk tetap waspada. Khususnya saat hujan tiba dengan intensitas tinggi dan durasi yang cukup lama.