SERAYUNEWS – Tren belanja online kini memacu Unit Mikro Kecil Menengah (UMKM) turut menyesuaikan perkembangan pasar yang serba digital. Namun meski sudah merambah ke arah digital, rupanya belum semua pengelolaannya juga turut terintegrasi secara digital.
Alhasil, tak jarang pelaku UMKM kerap kelimpungan menangani pengelolaan operasional.
Oleh karena itu, dalam forum Indonesia Digital MeetUp yang diselenggarakan pada 5 dan 6 Oktober 2023 lalu jadi salah satu media yang digunakan e-commerce enabler Ethix untuk mendorong para pelaku UMKM untuk mulai go digital.
Tak sekedar dari segi pemasaran saja melainkan juga dari aspek pengelolaannya.
CEO Ethix, Muhammad Fahrian menyebut dalam forum yang diikuti tersebut, mereka banyak mengenalkan kepada para peserta terkait bagaimana fulfillment yang efisien yang dibutuhkan bagi para pelaku UMKM untuk bisa memenuhi targetnya.
“Dengan fokus pada penyimpanan, pengiriman, dan pengelolaan e-commerce, Ethix berusaha mengubah paradigma fulfillment dengan memahami kebutuhan unik UKM dalam menghadapi tantangan dan peluang dalam dunia bisnis digital,” ungkap Fahrian saat dihubungi pada Rabu (11/10/223).
Fahrian menyoroti bagaimana sebagian besar UMKM saat ini dari sistem pengelolaan ada yang belum dilakukan secara digital dan efisien.
Di kala brand UMKM mulai besar dan pesanan bertambah, tak jarang kendala yang dihadapi kewalahan terkait kelola bisnis.
“Ada yang masih benar-benar menghitung satu-satu dari stok, orderan terjual berapa, balas chat order satu persatu dan itu memakan tenaga,” ungkap Fahrian.
Karenanya, Ethix berupaya membangun kesadaran bagaimana pentingnya solusi fulfillment yang tepat bagi UMKM atau brand owner.
Dalam hal ini bagaimana teknologi dapat mengoptimalkan proses-proses tersebut sehingga brand owner bisa memantau marketing tanpa perlu dipusingkan terkait operasional dan pengelolaan yang tak jarang menguras tenaga.
“Kami memiliki warehouse management system yang terintegrasi dengan semua marketplace, dengan semua kurir jadi semua UMKM atau brand owner bisa monitoring semua transaksi semua order, semua stok dari sistem saja. Mereka tidak lagi dipusingkan karena semua terecord dengan sistem yang kita miliki,” tuturnya.
Tak berhenti sampai di situ, tempat penyimpanan terbatas dan kurangnya tenaga packing dan pengiriman kini tak lagi jadi persoalan bagi UMKM berkembang.
Sehingga dalam hal ini UMKM bisa berfokus pada penyusunan strategi untuk semakin bisa berkompetisi menghadapi era digital.
Fahrian berharap upaya pemberdayaan yang dilakukan Ethix bagi UMKM atau Brand Owner bisa mengembangkan bisnis mereka dengan lebih cepat dan lebih efisien. Sehingga akhirnya para pelaku UMKM dan brand owner dapat mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.
“Kami berharap untuk menjalin kemitraan strategis dengan pemilik bisnis, pelaku e-commerce, dan pengusaha di acara ini. Kemitraan ini akan membantu UKM menghadapi perubahan cepat dalam industri e-commerce,” ungkap Fahrian.***