SERAYUNEWS – Tidur yang berkualitas adalah kebutuhan dasar setiap orang. Namun, sayangnya tidak semua orang bisa menikmati tidur nyenyak.
Insomnia, atau gangguan tidur, bukan hanya sekadar sulit tidur, tetapi juga bisa menjadi pintu masuk bagi berbagai penyakit berbahaya.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 30% populasi dewasa di dunia mengalami insomnia.
Gangguan ini tidak hanya menyebabkan kelelahan dan stres, tetapi juga meningkatkan risiko berbagai penyakit serius, seperti serangan jantung, stroke, dan diabetes.
Insomnia membuat tubuh terasa lelah, tetapi ironiya, sulit untuk tidur. Beberapa gejala umum yang sering dirasakan oleh penderita insomnia meliputi:
Gejala-gejala ini bisa membuat Anda tidak produktif dan merasa tidak siap menghadapi hari.
Kurang tidur bukan sekadar membuat tubuh lelah, tetapi juga bisa berdampak buruk pada kesehatan dalam jangka panjang. Berikut beberapa penyakit yang bisa dipicu oleh insomnia:
Insomnia yang berlangsung lama dapat meningkatkan risiko gangguan kejiwaan seperti depresi. Kurang tidur mengganggu keseimbangan hormon serotonin dan dopamin di otak, yang berperan dalam mengatur suasana hati.
Jika Anda sering merasa lelah, kehilangan minat dalam aktivitas, atau mudah melamun, bisa jadi itu adalah tanda awal depresi akibat insomnia.
Tidur yang buruk dapat meningkatkan tekanan darah dan mempercepat detak jantung. Insomnia juga memicu peradangan dan stres oksidatif yang berbahaya bagi pembuluh darah.
Akibatnya, risiko penyakit jantung seperti hipertensi, aritmia, dan serangan jantung semakin meningkat.
Kurang tidur mengganggu keseimbangan gula darah dalam tubuh. Insomnia membuat insulin tidak bekerja secara optimal, sehingga kadar gula darah bisa meningkat.
Selain itu, stres akibat kurang tidur juga dapat merusak sel-sel pankreas yang bertanggung jawab dalam produksi insulin, meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Insomnia bisa menyebabkan gangguan metabolisme yang berujung pada peningkatan nafsu makan.
Akibatnya, banyak penderita insomnia cenderung mengonsumsi makanan tinggi kalori, karbohidrat, dan lemak jenuh.
Pola makan tidak sehat ini, ditambah dengan kurangnya waktu tidur, bisa memperbesar risiko terkena stroke.
Insomnia memicu produksi hormon kortisol berlebih, yang dikenal sebagai hormon stres.
Kadar kortisol yang tinggi dalam jangka panjang bisa mengganggu fungsi otak, meningkatkan tekanan darah, serta menyebabkan detak jantung tidak teratur.
Efek jangka panjangnya dapat menyebabkan gangguan kognitif, daya ingat melemah, dan meningkatkan risiko demensia di usia tua.
Insomnia bukan sekadar gangguan tidur biasa. Jika tidak ditangani dengan baik, gangguan ini dapat memicu berbagai penyakit serius yang membahayakan kesehatan.
Jika Anda mengalami insomnia berkepanjangan, sebaiknya segera konsultasikan dengan tenaga medis agar mendapatkan solusi yang tepat.
Tidur yang cukup adalah investasi terbaik untuk kesehatan tubuh dan pikiran Anda!***