Aksi nyata ibu-ibu PKK Desa Jetis Wetan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten yang dikenal dengan nama Srikandi Hatinya PKK ini boleh ditiru. Sebagai kelompok tani wanita serta dari kelompok ibu-ibu PKK, aktivitas kelompok tani ini berhasil menyulap tanah kas desa menjadi lahan hijau penuh dengan sayuran organik. Tak heran, lahan tanah kas desa yang semula gersang kini menghijau dengan sayuran segar yang siap panen.
Klaten, Serayunews.com
Saparini (43) salah satu anggota Tim Penggerak PKK Desa Jetis Wetan saat ditemui Tim Pemberitaan Dinas Kominfo Klaten beberapa waktu lalu menjelaskan kegiatan tanam sayur organik ini juga melibatkan komunitas lain.
“Ada tiga kelompok yang terlibat dalam gerakan tanam sayur di Jetis Wetan. Yakni Kelompok Tani Wanita (KWT) Srikandi, Hatinya PKK dan Greenhouse. Pola tanaman dengan pola organik sehingga aman. Sebelum awal proses penanaman bibit sayuran, ada pelatihan yang menghadirkan dua narasumber dari kecamatan,” tuturnya.
Jenis tanaman yang dibudidayakan pun bibit yang mudah dicari. Maksudnya agar mudah dibudidayakan di desa mana pun.
“Di Jetis Wetan ditanami sayur-sayuran organik seperti cabai, sawi, bayam, kangkung, pare, tomat, terong, pisang, papaya, alpukat. Ada juga lahan untuk budidaya 4 kolam yang setiap kolam terdapat 100 ikan lele,” katanya.
Dia mengatakan, hasil panen sementara ini masih dikonsumsi masyarakat sekitar, mengingat lahan yang dimiliki masih terbatas, sehingga panen yang dihasilkan juga belum cukup banyak. Namun ada juga sayur dan buah yang dijual dengan harga yang lebih murah dari pasaran. Sayuran ini dijual dengan harga dibawah pasaran, karena baru awal. Tetapi ke depannya sayur organik ini ingin dikemas dan diberi label agar bisa dijual di Supermarket.
Terkait hasil penjualan secara ekonomi, Saparini mengatakan hasil panennya dibeli warga sekitar. Terpentign adalah membangun kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan lingkungan kosong.
“Pendapatan rata-rata yang dihasilkan per bulan dari jualan sayur ini Rp, 800.000,00 dengan sistem penjualan melalui Grup Whatsapp. Hasil penjualan ini dibagi untuk biaya operasional, pembelian bibit, dan masuk kas sebesar 25 %,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, kegiatan untuk pemanenan dilakuan pagi dan sore hari dengan setiap kelompok terdiri dari 5 orang.
Kegiatan di Desa Jetis Wetan ini menarik minat beberapa mahasiswa dan Ibu-ibu PKK daerah lain yang ingin mengetahui bagaimana cara pembibitan dan cara mengelolaan tanah dengan baik dan benar.
Selain itu, Desa Jetis Wetan ini juga meraih Juara 3 dari 14 Desa dan kelompok tani di Jetiswetan ini salah satu desa yang masih aktif se – Kecamatan Pedan. Harapannya kelompok tani ibu-ibu PKK Srikandi Desa Jetis Wetan dapat menginspirasi masyarakat lainnya, khususnya dalam bidang pertanian. (Tim Pemberitaan Kabupaten Klaten/Editor Joko Priyono/klatenkab.go.id)