Purwokerto, serayunews.com
Bupati Banyumas, Achmad Husein yang didampingi Kepal Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Junaedi saat mengunjungi TPST Rempoah membeberkan kesuksesan TPST tersebut. Bupati ikut senang karena sekarang TPST Rempoah sudah mandiri dengan mampu mengatasi sampah hingga mempekerjakan sebanyak 25 orang.
“TPST Rempoah KSMnya sudah mandiri, dengan memperkerjakan sebanyak 25 orang, tidak rugi dan bisa mengatasi sampah, walaupun masih ada masalah-masalah tapi bisa diatasi,” ujar dia, Senin (2/8).
Sementara itu menurut Manager BUMDes, Nana Supriyana menjelaskan untuk pengelolaan sampai di TPSTnya dari mulai penjemputan dari warga, hingga dikumpulkan dan dipilah dilakukan seluruhnya oleh pekerja di TPST dengan penuh semangat. Hingga kemudian setelah proses pemilahan akan menghasilan sampah organik dan anorganik.
Sampah organik dimanfaatkan untuk budidaya maggot atau belatung, kemudian untuk anorganik sebagian dilakukan pemilahan lagi hingga akhirnya dijual.
“Saat ini pelanggan ada 2000 dari Rempoah ditambah lagi dari Desa Pamjien dan Kemutugkidul yang baru ini ada rumah sakit di Baturraden. Dengan mempkerjakan 25 orang, tenaga kerja kami bisa memberikan mungkin belum UMR, masih di angka satu juta tapi sudah memberikan insentif tenaga kerja dan lembur jadi masing-masing mendapatkan satu juta tiga ratus,” ujarnya.
Meski demikian, dia mengaku masih membuang sampah tiga truk per minggunya karena keterbatasan yang ada. Namun, pihaknya berusaha untuk terus berusaha menekan agar sampah bisa habis di TPST.
“Kita di sini juga dapat memproduksi maggot per harinya 60 kilogram. Sehingga TPST sudah tidak lagi merugi,” kata dia.
Masih di lokasi yang sama, Kepala DLH, Junaedi hingga saat ini TPST di Banyumas berjumlah 23 tempat. Mereka sudah berjalan dan tengah berusaha hingga tidak ada yang sampai gulung tikar. Bahkan, dari TPS itu mampu menghidupi operasional sendiri, meliputi operasional alat hingga listri dan gaji karyawan serta BBM peralatan maupun kendaraan pengangkut.”
Kami sebagai fasilitator motivator selalu pendorong pendukung apa yang menjadi inovasi dari sarana prasarana dan inovasinya diserahkan kepada masing-masing KSM. Salah satu inovasi Magot, berkembang bagus di sini, merupakan salah satu nasi itu karena apa itu untuk bisa digunakan untuk ternak ayam dan lain sebagainya. Mungkin saat ini dijual masih basah sekilo cuma Rp 5ribu tapi nanti kalau ada inovasi lagi yang dikeringkan 1 kilo bisa Rp 30 ribu,” kata dia.