Jakarta, serayunews.com
Selama lima hari, 36 GFFellows atau pemain strategis berkumpul di ruang diskusi untuk membahas area sinergi sektor publik, privat, dan komunitas untuk mengoptimalisasi kesempatan dan menyelesaikan berbagai tantangan terkait transisi energi di Indonesia.
Melalui sesi keynote speech, Masterclasses, Panel Talks, dan acara networking, para GFFellows telah merancang sebuah draf Rencana Aksi Bersama (Action Roadmap) yang bersifat praktis, berisikan ide-ide kolaborasi yang dapat dilakukan oleh Kementerian / Lembaga, Badan Usaha Milik Negara, korporasi/perusahaan rintisan, dan organisasi komunitas masyarakat.
Menko Luhut mengungkapkan dukungan terhadap program GFF, utamanya terhadap semangat program menggelorakan tata kelola kolaboratif atau collaborative governance.
“Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan kekayaan alam yang luar biasa. Kita harus bangga dengan apa yang kita punya dan kunci kesuksesan adalah kekompakan, khususnya karena keadaan geo-politik dunia yang sedang volatile,” ucap Menko Luhut.
Menko Luhut pun menyampaikan dukungannya, terhadap Rencana Aksi Bersama yang disusun oleh GFFellows.
“Kalau sudah kembali ke Jakarta, saya senang sekali ingin ketemu tatap muka dengan ke-36 GFFellows untuk diskusi lebih lanjut,” ucap Menko Luhut.
Hari penutup residensi di Bali ini, juga menghadirkan Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri BUMN; Tedi Bharata, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN Yudo Dwinanda Priaadi selaku Chair of Energy Transition Working Group (ETWG) G20 Indonesia 2022 dan Betti Alisjahbana, Pendiri PT Quantum Business International.
Para pembicara, menekankan kembali bahwa kekuatan bangsa kita terletak pada rakyat dan keberagamannya. Proses transisi energi, membutuhkan pemimpin yang mampu menggunakan platform mereka menuju keberlanjutan energi yang berkelanjutan dan inklusif untuk semua.
Direktur GFF, Cazadira F. Tamzil, berharap jejaring yang terjalin antar GFFellows dapat mencetak lebih banyak pemimpin Indonesia di bidang transisi energi.
“Kita tidak dapat kembali ke bisnis seperti biasa (business-as-usual). Tata kelola kolaboratif yang didukung oleh pemimpin dengan pola pikir transformatif dan inovatif merupakan kunci untuk memecahkan masa depan energi Indonesia, sekarang,” paparnya.
Puncak program GFF 2022 ini akan terjadi di Jakarta pada bulan Oktober 2022, saat para GFFellows mempresentasikan Rencana Aksi Bersama atau Action Roadmap mereka kepada panel pembuat kebijakan terkait. GFFellows ingin mempresentasikan Action Roadmap ini kepada Presiden Joko Widodo, dengan jadwal yang akan diatur kemudian.