SERAYUNEWS- Ratusan nelayan di Cilacap, menjadi agen atau pioner BMKG dalam mendesiminasikan informasi cuaca dan iklim maritim dalam menangkap ikan di laut.
Kemampuan mereka meningkat dengan pengetahuan lewat Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN). Hal ini, bertujuan untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan dan meminimalisir kejadian kecelakaan di laut.
BMKG rutin menggelar SLCN setiap tahun, kali ini ada sekitar 100 peserta terdiri dari nelayan, stakeholder dan instansi terkait. Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti, membuka SLCN di Gedung Dwijaloka Cilacap, Selasa (17/9/2024).
Turut hadir Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo beserta jajarannya, BMKG Jawa Tengah dan sekitarnya. Termasuk jajaran Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, serta instansi dan lembaga terkait.
SLCN merupakan pembelajaran interaktif dengan metode belajar sambil praktek. Materinya berupa pengenalan cuaca dan desiminasi maritim, cara membaca informasi maritim, pengenalan alat observasi, serta keselamatan di laut.
Secara umum, tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan keterampilan peserta dalam mengakses, membaca, menindaklanjuti dan mendesiminasikan informasi cuaca. Selain itu juga prakiraan lokasi ikan dari sumber yang terpercaya.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo menyampaikan, kegiatan ini memahamkan kepada nelayan untuk bisa memanfaatkan teknologi dengan menggabungkan kearifan lokal untuk aktivitas di laut.
Menurutnya, teknologi BMKG melalui Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS) menampilkan wilayah yang banyak ikannya.
“Ini manfaatnya masyarakat bisa memilih daerah yang aman dan ikan apa yang mau mereka tangkap. Harapannya angka keselamatan meningkat, kesejahteraan juga meningkat,” ujarnya.
Selain itu, meksipun nelayan di Cilacap terkenal pemberani, namun hal itu tidak cukup. Karena perlu ada bekal ilmu pengetahuan sehingga hasil tangkapan bisa sesuai target dengan tetap memperhatikan keselamatan di laut.
“Justru di SLCN ini masyarakat jadi paham, nelayan yang hebat itu bukan hanya pemberani tetapi yang mengerti terhadap keselamatan. Paradigmanya harus berubah, tidak hanya pemberani tapi mengerti informasi cuaca maritim saat melaut,” imbuhnya.
Anggota Komisi V DPR RI, Novita Wijayanti menyebut, SLCN sudah rutin sejak tahun 2019. Cilacap mendapat prioritas untuk melaksanakan SLCN ini.
“Sudah rutin setiap tahun sejak 2019, Cilacap rutin mendapat program dari BMKG untuk latihan. Berharap tidak hanya sekali, bisa dua sampai tiga kali,” ujarnya.
Di sisi lain, Novita juga terus mensupport dengan mengusulkan tambahan anggaran, termasuk untuk Basarnas. Karena ia menilai, BMKG dan Basarnas merupaka dua lembaga penting terkait dengan kemaritiman di Indonesia.
“Karena ini sangat penting, BMKG memberikan informasi cuaca sebelum kejadian dan Basarnas tindakan pasca kejadian. Dua lembaga ini sangat penting dengan kondisi maritim di Indonesia. Sementara ini Rp2,8 triliun kita terus mensupport bagaimana dua lembaga ini mendapat tambahan anggaran untuk kegiatan sosial dan kemanusiaan di Indonesia ini,” tambahnya.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap, Indarto menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya SLCN sangat bermanfaat bagi nelayan Cilacap, karena mereka tidak asal berangkat melaut melainkan ada target sasaran ikannya.
“Peralatan sudah menunjang, karena sudah ada target, jadi alat tangkap yang mereka bawa bisa sesuai. Ini terbukti jumlah tangkapan laut semakin meningkat,” ujarnya.
Meskipun dari jumlah sekitar 17.000 nelayan di Cilacap belum terjangkau semua, namun dengan agen-agen ini dapat menjadi pioner menularkan ilmu pengetahuan.