SERAYUNEWS – Cap Go Meh merupakan salah satu tradisi penting dalam rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek.
Dirayakan pada hari ke-15 setelah Imlek, Cap Go Meh menjadi momen penutup yang penuh kemeriahan dengan berbagai tradisi khas, seperti festival lampion, pertunjukan barongsai, hingga sajian kuliner khas Tionghoa.
Tahun 2025, Cap Go Meh jatuh pada tanggal 12 Februari, menandai akhir dari perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili.
Cap Go Meh berasal dari tradisi masyarakat Tionghoa yang telah ada sejak era Dinasti Han (206 SM – 220 M).
Pada masa itu, Kaisar Han Wendi mengadakan perayaan pada hari ke-15 bulan pertama dalam kalender Lunar untuk menghormati Dewa Thai Yi, yang dipercaya sebagai penguasa langit.
Awalnya, perayaan ini hanya dilakukan di lingkungan kerajaan, tetapi seiring waktu, Cap Go Meh mulai dirayakan oleh masyarakat umum dengan berbagai tradisi, seperti menerbangkan lampion dan mengadakan pertunjukan kesenian.
Dalam budaya Tionghoa, lampion yang diterbangkan melambangkan harapan dan doa untuk keberuntungan di tahun yang baru.
Secara harfiah, Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien:
Sehingga, Cap Go Meh bermakna “malam ke-15” dalam kalender Lunar. Selain menandai akhir perayaan Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh juga dianggap sebagai momen untuk mengusir kesialan, memohon keberuntungan, serta mempererat tali persaudaraan antaranggota keluarga.
Meskipun sama-sama menjadi bagian dari perayaan Tahun Baru Tionghoa, Cap Go Meh dan Imlek memiliki perbedaan:
Aspek | Imlek | Cap Go Meh |
---|---|---|
Waktu Perayaan | Hari ke-1 bulan pertama kalender Lunar (29 Januari 2025) | Hari ke-15 bulan pertama kalender Lunar (12 Februari 2025) |
Makna | Awal tahun baru dalam tradisi Tionghoa | Penutup rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek |
Tradisi | Berkumpul bersama keluarga, membagikan angpao, makan malam bersama | Festival lampion, barongsai, lontong Cap Go Meh, atraksi budaya |
Di Indonesia, Cap Go Meh dirayakan dengan meriah, terutama di daerah dengan populasi Tionghoa yang besar, seperti Singkawang, Jakarta, Bogor, Semarang, dan Medan. Berikut beberapa tradisi khas Cap Go Meh di Indonesia:
Atraksi barongsai dan naga (liong) menjadi hiburan utama dalam perayaan Cap Go Meh. Tarian ini dipercaya membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat.
Lampion warna-warni yang menghiasi langit malam melambangkan harapan dan doa untuk tahun yang lebih baik.
Festival ini paling terkenal di Singkawang, Kalimantan Barat, yang dikenal sebagai Kota Seribu Lampion.
Salah satu tradisi unik di Singkawang adalah Kirab Tatung, yaitu atraksi spiritual yang melibatkan orang-orang yang kerasukan roh leluhur dan melakukan aksi ekstrem seperti berjalan di atas bara api.
Berbeda dengan perayaan di Tiongkok yang identik dengan Yuanxiao (bola ketan manis), di Indonesia, makanan khas Cap Go Meh adalah Lontong Cap Go Meh.
Hidangan ini merupakan perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa, terdiri dari lontong, opor ayam, telur pindang, sambal goreng ati, dan bubuk kedelai.
Cap Go Meh bukan sekadar perayaan penutup Tahun Baru Imlek, tetapi juga memiliki nilai budaya dan spiritual yang mendalam.
Di Indonesia, tradisi ini telah berakulturasi dengan budaya lokal, menciptakan perayaan yang unik dan penuh warna.
Meskipun tidak termasuk hari libur nasional, perayaan Cap Go Meh tetap menjadi momen istimewa bagi masyarakat Tionghoa dan menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.
Bagi Anda yang ingin merasakan kemeriahan Cap Go Meh 2025, jangan lewatkan berbagai festival dan tradisi menarik di berbagai kota di Indonesia!
***