Advertisement
Advertisement
Purbalingga, serayunews.com
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Purbalingga, Cahyo Rudianto menjelaskan, diperkirakan amblesnya jalan beton itu karena tekstur dan kondisi tanah di bawah ada retakan. Bahkan besar kemungkinan satu jalur dengan kejadian retakan tanah di wilayah Pengadegan akhir tahun lalu.
“Iya, itu karena tanah amblas, jadi beton ikut patah,” katanya.
Meski begitu sampai saat ini belum ditangani. Karena akan menunggu pekerjaan talut jalan dekat jembatan merah yang juga ambrol, baru-baru ini. Sebagai antisipasi, saat ini dipasang rambu sementara agar tidak dilindas roda kendaraan. Pasalnya, kondisi di jalan agar menurun itu, dikhawatirkan membahayakan pengguna jalan.
“Tetap akan diperbaiki, namun menunggu pekerjaan di bawah selesai. Selain itu, tidak ada kendaraan bermuatan besar yang melintas, karena belum diizinkan melalui jembatan merah tersebut,” katanya.
Senin (26/10/2021), Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, menyampaikan Pemkab Purbalingga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1 Miliar untuk perbaikan dan pembangunan jembatan merah agar bisa difungsikan. Namun kepastian tersebut masih menunggu hasil audit.
“Audit yang ada yaitu soal hasil pembangunan jembatan. Kami menunggu hasilnya, jika memang tidak ditemukan masalah, maka pembangunan/perbaikan dilanjutkan,” kata Tiwi.
Pihaknya menginginkan jembatan tersebut bisa segera difungsikan. Karenanya, memerlukan perbaikan dan kelanjutan pembangunan. Alokasi anggaran akan direalisasikan di APBD tahun 2022. Hasil audit merupakan kewenangan dua lembaga tersebut, sehingga ada kepastian tindaklanjutnya.
Seperti diketahui, berdasarkan rekomendasi Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ), jembatan merah perlu perbaikan agar layak dilalui kendaraan besar dan berat. Jembatan sepanjang 130 meter itu melintang di atas aliran Sungai Karang, menghubungkan Desa Pepedan, Kecamatan Karangmoncol dan Desa Tegalpingen Kecamatan Pengadegan. Pembangunannya dilaksanakan tahun 2017 dengan anggaran Rp 28 Miliar.
“Jika hasil audit sudah keluar dan tidak ada persoalan, maka pembangunan dilanjutkan. Target kami tahun 2022, jembatan itu bisa difungsikan,” kata Tiwi.