
SERAYUNEWS – Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI) semakin mantap melangkah ke panggung global dengan memfinalisasi strategi logistik dan regulasi untuk menembus pasar Amerika Serikat (AS).
Dalam misi dagang dan diplomasi ekonomi yang intensif, delegasi PPJAI tidak hanya menjajaki peluang pasar dan kesiapan regulasi Food and Drug Administration (FDA), tetapi juga mendalami infrastruktur logistik Amazon Fulfillment sebagai langkah strategis untuk membawa Jamu Indonesia masuk ke pasar e-commerce terbesar di dunia.
Kunjungan kerja ini dipimpin oleh Ketua Pembina PPJAI, Mukit Hendrayatno, dan Ketua Umum PPJAI, Heri Susanto, untuk memastikan Jamu dapat didistribusikan melalui mekanisme Fulfillment by Amazon (FBA). Langkah ini dianggap sebagai batu loncatan bersejarah bagi industri jamu nasional.
Ketua Umum PPJAI, Heri Susanto, menegaskan bahwa kesuksesan ekspor Jamu ke AS sangat bergantung pada efisiensi logistik. Oleh karena itu, kunjungan ke Amazon Fulfillment Center di Silicon Valley menjadi momentum krusial.
Menurut Heri Susanto, PPJAI mendalami langsung sistem FBA untuk memastikan produk Jamu dapat dikelola, disimpan, dan didistribusikan sesuai standar internasional.
Sistem FBA menawarkan kecepatan dan akurasi pengiriman yang sangat penting untuk bersaing di pasar global yang kompetitif. Keberhasilan menembus infrastruktur logistik Amazon menjadi bukti kesiapan PPJAI dalam memenuhi standar logistik kelas dunia.
“Keberhasilan menembus pasar Amerika sangat bergantung pada efisiensi logistik dan kecepatan pengiriman,” kata Heri, menekankan pentingnya adopsi teknologi distribusi mutakhir.
Selain fokus pada infrastruktur logistik, delegasi PPJAI juga memprioritaskan aspek regulasi ekspor yang sangat ketat di AS.
Pertemuan dengan perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di AS difokuskan untuk membahas persyaratan FDA yang menjadi standar wajib bagi produk suplemen kesehatan yang masuk ke negara tersebut.
Mukit Hendrayatno, Ketua Pembina PPJAI, menegaskan bahwa ekspor Jamu ke Amerika Serikat bukan sekadar kegiatan komersial, melainkan bagian dari diplomasi ekonomi Indonesia.
Seluruh produk anggota PPJAI telah memenuhi standar Good Manufacturing Practice (GMP) dan siap secara regulasi FDA.
Sinergi dengan KBRI menjadi kunci untuk mendapatkan panduan tepat dan mempercepat proses administratif, sekaligus meminimalkan hambatan ekspor yang selama ini menjadi tantangan bagi pelaku usaha.
Dukungan diplomatik ini memastikan Jamu Indonesia dapat melenggang mulus tanpa kendala regulasi yang berarti.

PPJAI juga memahami pentingnya adaptasi terhadap strategi pemasaran digital di pasar AS. Oleh karena itu, delegasi PPJAI meninjau peluang digitalisasi dan penguatan branding dengan mengunjungi pusat inovasi global seperti Google dan Meta di Silicon Valley.
Delegasi mempelajari strategi pemasaran digital yang efektif bagi pasar AS, menegaskan komitmen PPJAI untuk membangun citra Jamu sebagai produk kesehatan modern yang relevan bagi konsumen global.
Pemanfaatan teknologi pemasaran terkini dan kampanye digital yang terukur diharapkan mampu membawa warisan Nusantara ini menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat internasional.
Kunjungan kerja ini sekaligus mempersiapkan peluncuran perdana produk di Amazon. Fase konkret yang dilakukan mencakup standardisasi produk final, penyesuaian kemasan, dan penyusunan dokumen ekspor.
Dengan strategi logistik yang matang berstandar internasional, dukungan diplomatik yang kuat, dan kesiapan regulasi, PPJAI memastikan Jamu Indonesia siap bersaing sejajar dengan produk kesehatan dunia dan menandai era baru bagi warisan Nusantara di panggung global.***