“Saya minta rumah sakit siaga. Kadinkes dan Sekda sudah saya minta menyiapkan. Kita menghitungnya 14 hari ke depan, apakah ada lonjakan pascalebaran atau tidak. Belum lagi dampak-dampak wisata yang belum selesai,” kata Ganjar usai rapat bersama Presiden Joko Widodo secara virtual, Senin (17/5/2021).
Dari data yang ada, belum ada lonjakan kasus berarti di Jawa Tengah. Data pekan ke-19 tahun ini, angka kasus Covid-19 Jateng justru menurun dibanding pekan sebelumnya.
“Kalau data terakhir justru menurun. Kemarin yang hasil swab selama lebaran hasilnya juga tidak banyak, dari 43 ribu tes, hanya 56 yang ditemukan,” jelasnya.
Terapkan 3T
Meski begitu pihaknya menegaskan akan terus gencar menerapkan 3T yaitu testing, tracing dan treatment. Pengetesan secara acak juga akan terus dilakukan di puntu-pintu keluar Jateng.
“Tetap kita lakukan testing, agar bisa membantu provinsi lain. Sehingga, kalau kita random test (tes acak), harapannya mereka yang akan kembali ke tempat kerja asal atau mereka yang ingin bepergian ke daerah lain di luar Jateng semuanya sehat,” pungkasnya
Sementara itu, dalam rapat tersebut Presiden Joko Widodo meminta semua Kepala Daerah mewaspadai potensi lonjakan kasus Covid-19 pascalebaran. Sebab meski mudik dilarang, faktanya ada 1,5 juta warga yang tetap nekat mudik.
“Hati-hati pascalebaran. Betul-betul kita harus waspada karena berpotensi ada peningkatan kasus baru Covid. Meskipun kita mengeluarkan kebijakan larangan mudik, saya dapat data masih ada 1,5 juta orang yang mudik pada 6-17 Mei kemarin,” kata Jokowi.
Jokowi menegaskan semua rumah sakit harus disiapkan. Upaya testing, tracing, dan treatmen juga harus terus digenjot.
“Kasus aktif akhir-akhir ini sudah ada penurunan, kita berharap tidak ada peningkatan. Tingkatkan testing dan tracing, kalau ketemu langsung di treathment. Ini harus benar-benar dilakukan, sebagai upaya kita untuk mengendalikan,” ucapnya.