SERAYUNEWS – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meraih penghargaan Pelaksana Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kategori Pelaksana SPHP Terbaik Pertama dari Badan Pangan Nasional Republik Indonesia.
Provinsi Jawa Tengah berhasil meraih skor 95, mengungguli Provinsi Sulawesi Selatan yang berada di peringkat dua dengan skor 93. Sementara itu, Provinsi Jawa Barat berada di peringkat tiga dengan skor 90.
Penghargaan ini diserahkan kepada Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, dalam sebuah acara di Hotel Intercontinental Bali pada Jumat (15/9) malam.
Dalam sambutannya, Nana menyatakan bahwa penilaian SPHP Award yang dilakukan oleh Badan Pangan Nasional RI melibatkan berbagai faktor. Ini termasuk respon cepat, elaborasi, dan kolaborasi dalam menggerakkan kabupaten dan kota.
Kata dia, prestasi yang diraih oleh Jawa Tengah harus dipertahankan dan ditingkatkan.
Adapun upaya untuk mempertahankan kinerja tersebut melibatkan banyak hal. Seperti penggunaan aplikasi SiHati, pemanfaatan cold storage, serta penyelenggaraan sistem logistik daerah.
Nana Sudjana juga menekankan pentingnya meningkatkan sinergi dan kolaborasi antar berbagai instansi terkait. Ini termasuk Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, BUMN, BUMD, serta TNI/Polri.
“Kami akan melakukan beberapa langkah, yaitu memaksimalkan program yang sudah berjalan,” kata Nana tak lama ini.
Selain memenangkan penghargaan Pelaksana SPHP Terbaik Pertama, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga meraih juara pertama dalam Gerakan Pangan Murah (GPM).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari, menjelaskan bahwa GPM di Jawa Tengah melibatkan tidak hanya Bulog tetapi juga 361 kelompok tani dan gabungan kelompok tani.
Dalam rangka mendukung gerakan pasar murah, kelompok tani dan gabungan kelompok tani diberikan bantuan transportasi komoditas, sehingga harga jualnya lebih rendah dari harga pasar.
Dyah juga mengungkapkan bahwa GPM ini melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak. Dalam hal ini termasuk BUMN, BUMD, Badan Usaha Milik Petani, dan pelaku usaha lainnya.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan subsidi harga pangan, khususnya pada komoditas kedelai pada tahun 2022.
Selain berbagai upaya di atas, Jawa Tengah juga memiliki inisiatif jangka menengah untuk memastikan pasokan dan harga pangan stabil.
Provinsi ini telah menyediakan cold storage dengan kapasitas 15 ton untuk menyimpan komoditas pangan yang mudah rusak, seperti bawang merah dan cabai.
“Jadi ada cold storage kapasitas 15 ton yang digunakan untuk menyimpan bawang merah dan juga cabai,” katanya.