SERAYUNEWS- Pakar Komunikasi Unsoed Purwokerto, Dr Edi Santoso, meminta generasi muda berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Pasalnya, jejak digital itu abadi dan ada tanggungjawab yang melekat di dalamnya.
“Dahulu kita punya keterbatasan mencari informasi. Sekarang jejak digital itu abadi, maka berhati-hatilah, sediakan ruang untuk rasa senang atau benci,” ujarnya saat Seminar Nasional Literasi Digital Sektor Pendidikan bertajuk ‘Ancaman dan Perlindungan Data Pribadi’, Rabu (6/3/2024).
Dr Edi Santoso menjelaskan, ada empat prinsip etika bermedia digital yang perlu dipahami. Antara lain kesadaran, integritas, tanggung jawab, dan kebajikan. Empat prinsip itu, harus jadi pedoman agar dalam bermedsos tidak menimbulkan kesalahan.
“Terus berhati-hati menggunakan jari saat bermedia sosial. Orang-orang bisa hidup dengan aman dan nyaman, jika menggunakan etika dalam hidupnya,” ujarnya.
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed itu menyebutkan, literasi digital menjadi hal penting dalam era digital seperti sekarang ini. Manusia senang berinteraksi, sehingga harus siap menerima konsekuensinya.
“Banyaknya pengguna media sosial, menjadikan banyak manusia terhubung dalam ruang digital. Potensi konfliknya, juga menjadi semakin besar,” bebernya.
Menurutnya, problem akan muncul karena perbedaan selera dengan orang lain. Untuk menjawab persoalan tersebut, solusinya adalah adanya kesepahaman, manner, kaidah-kaidah, dan etika.
Dr Edi Santoso menegaskan, etika menjadi ciri manusia yang beradab. Etika menjadi jawaban atas potensi atas relasi antar kita, manusia. Etika digital merupakan kemampuan individual untuk menyadari.
Selain itu juga mempertimbangkan, merasionalkan dan mengembangkan pedoman, atau langkah-langkah dalam berinteraksi pada ruang digital.
“Contoh sederhana, abai saat mengunggah foto di media sosial dengan me-mention nama teman tanpa izin terlebih dahulu. Kemudian praktik lain seperti memasukkan teman ke dalam Whatsapp Group, tanpa konfirmasi terlebih dahulu,” ujar dia.