SERAYUNEWS- Warga Desa Pesanggrahan Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap, menggelar tradisi Nyadran atau sadranan. Tradisi menjelang bulan Ramadan ini, mulai dari membersihkan makam hingga selamatan atau kendurenan.
Kepala Desa Pesanggrahan, Sarjo mengatakan, bahwa mayoritas masyarakat di Desa Pesanggrahan termasuk kelompok Adat Anak Putu. Mereka bersama-sama menggelar Nyadran, untuk menyambut datangnya bulan Ramadan tahun 1445 H/ 2024 M.
Dalam rangkaian tradisi Nyadran di Desa Pesanggrahan, lanjut Sarjo, ada beberapa rangkaian kegiatan. Mulai dari ziarah ke makam leluhur, di Gunung Selok Adipala.
“Pelaksaan Nyadran ada tradisi Prelon Jumat lalu, yaitu ziarah ke makam leluhur di Gunung Selok,” ujarnya, Rabu (6/3/2024).
Setelah Prelon, masyarakat menggelar resik kubur (bersih makam). Kegiatan ini melibatkan semua warga, bergotong royong membersihkan makam sekaligus berziarah mendoakan arwah keluarganya yang telah meninggal dunia.
Usai resik kubur, warga Desa Pesanggrahan yang masih kental dengan adat Jawa ini juga melakukan tradisi Punjungan (bersilaturahmi). Baru kemudian selamatan atau kendurenan.
“Punjungan ke sesepuh atau yang lebih tua, kemudian malamnya mengadakan selamatan atau kendurenan. Tradisinya kita menggunakan Tumpeng Mogana yang isinya ayam jawa,” terangnya.
Tradisi Nyadran menjelang bulan Ramadan, sudah turun temurun oleh warga Desa Pesanggrahan ini. Bahkan warga yang bekerja merantau pun, pulang untuk menjalankan tradisi tersebut.
“Kita melaksanakan tradisi ini sebagai ungkap rasa syukur menyambut bulan Ramadan. Semoga sehat dan selamat, intinya ikut mendoakan leluhur,” ujarnya.
Nyadran atau Sadranan adalah tradisi orang Jawa setiap bulan Sya’ban (Kalender Hijriyah) atau Ruwah (Kalender Jawa). Tradisi ini untuk mengucapkan rasa syukur secara kolektif, dengan mengunjungi makam atau kuburan leluhur dan selamatan.