SERAYUNEWS– Seluruh jemaah haji Indonesia, baik haji reguler maupun haji khusus, sudah berada di Makkah. Pada hari ini, jemaah haji tengah menjalani ibadah wukuf di Arafah pada tangga 9 Zulhijah 1444 Hijriyah atau 27 Juni 2023.
Juru Bicara PPIH Pusat Akhmad Fauzin menyebutkan, selama melaksanakan wukuf, jemaah hendaknya memanfaatkan kesempatan terbaik dalam hidupnya. Caranya dengan memperbanyak zikir dengan membaca talbiyah, kalimat tauhid, atau membaca Alquran.
Selain itu, jemaah dapat menyelinginya dengan zikir dengan berdoa. Sebab Arafah adalah tempat mustajab terkabulnya doa. “Meyakini bahwa doanya selama di Arafah dikabulkan Allah dan dosanya diampuni,” ujarnya dikutip serayunews.com dari laman kemenag.go.id.
Para jemaah harapannya dapat mengikuti prosesi wukuf dengan khidmat dan memanfaatkan waktu wukuf dengan sebaik-baiknya. Lalu, bertafakkur merenungi kebesaran Allah, merasa dirinya kecil dan tidak berdaya, berserah diri dan mengharap pertolongan Allah.
“Bagi jemaah sakit, agar bersabar, ikhtiar berobat ke dokter, serta zikir dan doa untuk kesembuhan. Menjaga salat lima waktu. Jika tidak mampu salat dengan berdiri maka boleh salat sambil duduk atau berbaring di tempat tidur, atau jika terpaksa dengan isyarat,” tuturnya.
Dia menjelaskan, para jemaah asal Indonesia penting selalu menjaga kesehatan, dengan memperbanyak minum air putih, makan yang cukup. Selain itu, tetap berada di dalam tenda, minum obat yang dianjurkan dokter, dan istirahat yang cukup.
Menurut Akhmad Fauzin, pada hari ini sekitar pukul 19.30 waktu Arab Saudi, para jemaah haji mulai diberangkatkan dari Arafah ke Muzdalifah untuk bermalam (Mabit) dan mengumpulkan batu lontar jumrah.
“Mabit di Muzdalifah termasuk wajib haji. Jemaah yang udzur syar’i diperbolehkan meninggalkan mabit di Muzdalifah dan tidak dikenai dam,” katanya, Selasa (27/6/2023).
Akhmad Fauzin menerangkan, selama mabit di Muzdalifah, jemaah dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk istirahat dan berzikir. Berzikir dengan membaca talbiyah, membaca Alquran, kalimat tauhid atau lainnya.
“Tidak ada ibadah khusus selama mabit di Muzdalifah. Menyelingi zikir dengan berdoa kepada Allah, sebab Muzdalifah termasuk tempat mustajab,” terangnya.
Dia mengatakan, saat di Muzdalifah, jemaah mengambil kantong batu kerikil yang syarikah sediakan, atau mencari sendiri sebanyak 49 (nafar awal) atau 70 (nafar tsani). Menurutnya, mengambil kerikil di Muzdalifah hukumnya sunah.
Jemaah kata Fauzin, diimbau berusaha mempertahankan kondisi kebugaran fisiknya dengan beristirahat atau tidur, menghindari kelelahan, mengonsumsi bekal yang dibawa.
“Minum obat dan menghubungi dokter jika merasa tidak sehat. Pemerintah telah menyiapkan posko kesehatan yang tersebar di sejumlah titik di Muzdalifah,” jelas Fauzin.