SERAYUNEWS – Jumlah pendaki Gunung Slamet melalui jalur Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, meningkat signifikan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Rata-rata, pos pendakian mencatat hingga 150 pendaki setiap harinya selama musim liburan.
Penanggung jawab Posko Pendakian Gunung Slamet, Syaiful Amri, mengungkapkan bahwa peningkatan jumlah pendaki telah terasa sejak Senin (23/12/2024).
“Hari biasa jumlah pendaki hanya puluhan, tapi selama Nataru ini jumlahnya melonjak. Mungkin karena liburan panjang,” katanya kepada Serayunews, Minggu (29/12/2024).
Gunung Slamet saat ini berada pada status waspada II, sehingga pendakian terbatas hingga radius 2 kilometer dari kawah.
Pendaki juga harus memperhatikan cuaca ekstrem, seperti hujan deras dan badai, yang sering terjadi di puncak gunung.
“Kami selalu mengingatkan pendaki untuk mempersiapkan perlengkapan lengkap, khususnya menghadapi hujan dan badai,” tambah Syaiful.
Ia juga mencatat bahwa jumlah pendaki biasanya memuncak saat malam pergantian tahun. Banyak pendaki yang ingin merayakan momen spesial tersebut di gunung tertinggi di Jawa Tengah ini.
Gunung Slamet adalah gunung api stratovulkan berbentuk kerucut dengan ketinggian 3.432 mdpl. Secara administratif, gunung ini mencakup lima kabupaten di Jawa Tengah:
Secara geografis, Gunung Slamet berada pada koordinat 7° 14.30′ LS dan 109° 12.30′ BT. Aktivitas gunung terpantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.
Syaiful Amri menekankan pentingnya keselamatan selama pendakian.
“Pesan kami, selalu waspada terhadap cuaca ekstrem dan jangan melanggar aturan radius aman. Keselamatan harus menjadi prioritas,” ujarnya.