SERAYUNEWS – Kampung mati Banjarnegara terjadi karena bencana tanah longsor. Bencana tersebut memaksa warga Dusun Kalitengah, Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara berpindah ke tempat yang lebih aman.
Namun, terdapat satu keluarga nekat tetap tinggal di kampung mati tersebut. Padahal, sudah tak ada lagi rumah-rumah tetangga yang membersamai.
Menurut peta administrasi desa, Dusun Kalitengah sudah lenyap akibat bencana tanah longsor sehingga seluruh penduduknya memilih pindah ke dusun lain.
Oleh karena itu, dusun tersebut pun orang sebut sebagai kampung mati. Sebutan itu karena sudah tidak ada lagi penduduk yang bersedia tinggal di wilayah tersebut.
Mereka juga membawa material kayu bekas rumah-rumah warga untuk kembali mendirikan tempat tinggal ke lahan lain.
Dampak bencana tanah longsor membuat lahan di sekitar dusun ambles dan berubah terjal. Terlebih lagi, akses jalan menuju rumah keluarga itu pun sudah tidak ada hanya tersisa jalan setapak yang biasa dilalui oleh para petani.
Pada suatu ketika, peristiwa janggal terjadi pada keluarga yang nekat tetap bertahan dan hidup menyendiri di Dusun Kalitengah.
Tanah di bawah rumah itu bergerak hingga terjadi retak-retak. Di sisi lain, keluar semburan api dari dalam tanah yang letaknya tepat di area jalan setapak menuju rumah.
Sontak, peristiwa aneh itu pun membuat gempar masyarakat hingga menajdi berita media nasional.
Melihat kejadian tersebut, keluarga tersebut tidak merasa takut akan bahaya yang mengancam. Mereka masih memutuskan untuk bertahan dan enggan direlokasi ke tempat lain yang lebih aman.
Padahal, kondisi di wilayah Dusun Kalitengah sudah tidak ideal lagi untuk dihuni. Pasalnya selain tidak ada penerangan dan sulit bersosialisasi karena sudah tak ada lagi penduduk dusun. Bahaya longsor juga terus mengancam penghuni rumah keluarga tersebut.
Meski demikian, kabar terkini menginformasikan bahwa keluarga itu akhirnya memilih pindah ke dusun lain yang lebih aman dan nyaman untuk memulai kehidupan baru.
Kini, jejak keberadaan Dusun Kalitengah nyaris tiada dan telah menjelma menjadi perkebunan salak serta ladang pertanian. ***