SERAYUNEWS – Tingkat kematian ibu dan bayi di Banyumas, masih tergolong tinggi. Sepanjang tahun 2023, tercatat 256 bayi dan 19 ibu meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan, dr Widyana Grehastuti menjelaskan, tingginya angka ibu hamil dengan resiko tinggi karena berbagai faktor. Mulai dari pre-eklampsia, kurang energi kalori, anemia hingga kehamilan dengan usia lebih dari 35 tahun.
Tahun 2023 lalu, di Banyumas terdapat 22.677 ibu hamil. Dari jumlah tersebut, ada 6.213 atau 27.39 persen yang terkategori risiko tinggi.
“Pada 19 kasus kematian ibu hamil ini, paling banyak karena penyakit bawaan. Penyakit bawaan itu seperti tumor otak, hepar kronis itu ada 6 kasus. Kemudian pendarahan dan pre-eklamsia masing-masing 5 kasus, jantung, TBC dan emboli air ketuban masing-masing 1 kasus,” katanya.
Sementara kematian bayi terdapat 256 kasus, faktor penyebab tertinggi karena berat badan lahir rendah sebanyak 98 kasus.
“Oleh karena itu, lotus monitoring kami ke depan mengenai berat badan bayi kecil,” ujarnya.
Data tersebut telah dia paparkan kepada Pj Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro. Selanjutnya, bersama-sama menyusun langkah percepatan penyelamatan ibu dan bayi di Kabupaten Banyumas tahun 2024.
Pj Bupati Hanung dalam arahannya mengaku, prihatin dengan kondisi tersebut. Menurutnya, harus ada langkah cepat untuk menurunkan jumlah kasus tersebut.
Ia menyarankan untuk pembentukan tim penurunan angka kematian ibu dan bayi. Evaluasi tiap minggunya, akan ia kawal langsung.
“2024 rumuskan strategi, identifikasi masalah, rumuskan program dan siapkan timeline. Lalu jangan lupa untuk siapkan target penurunan jumlah kasus,” kata dia.