
SERAYUNEWS – Malam yang seharusnya menjadi kelanjutan tren positif Manchester United berubah menjadi mimpi buruk, Selasa (25/11/2025) WIB. Bertanding di Old Trafford, Setan Merah justru dipermalukan Everton—yang ironisnya bermain hanya dengan 10 pemain sejak menit ke-13 setelah Idrissa Gana Gueye diganjar kartu merah.
Harapan fans yang sempat membuncah setelah lima laga tak terkalahkan (3 menang, 2 seri) langsung pupus begitu saja. Manchester United kembali menunjukkan “setelan pabrik” mereka musim ini: tidak konsisten dan kerap mengecewakan, bahkan di markas sendiri.
Everton sebenarnya memulai laga dengan permainan defensif yang cukup rapat. Namun tensi justru memanas di kubu The Toffees ketika Idrissa Gana Gueye bersitegang dengan rekannya sendiri, Michael Keane. Wasit tak ragu langsung mengusir pemain asal Senegal itu dari lapangan.
Alih-alih menguntungkan MU, petaka justru lahir dari momen tersebut. Kiernan Dewsbury-Hall memanfaatkan kelengahan lini tengah United, melakukan dribel solo yang melewati Bruno Fernandes dan Leny Yoro, sebelum melepaskan tembakan keras yang gagal dihentikan Senne Lammens. Everton unggul 1-0, dan Old Trafford mendadak sunyi.
MU mencoba membalas lewat berbagai serangan, namun hingga babak pertama berakhir, skor tetap tak berubah.
Masuk paruh kedua, United benar-benar tampil habis-habisan. Statistik bahkan menunjukkan dominasi luar biasa:
23 tembakan (6 on target)
70% penguasaan bola
91% akurasi umpan
Sementara Everton? Hanya 2 tembakan sepanjang laga. Tapi justru satu-satunya shot on target mereka menjadi pembeda.
Jordan Pickford tampil bak tembok hidup di bawah mistar, membuat barisan penyerang MU frustrasi hingga peluit panjang berbunyi. Skor tetap 0-1 untuk keunggulan Everton.
Ini menjadi kekalahan memalukan MU di Old Trafford lagi, setelah sebelumnya tumbang 0-1 dari Arsenal pada 17 Agustus 2025.
Kemarahan suporter langsung membanjiri media sosial. Banyak yang menyindir bahwa Manchester United resmi kembali ke “mode pabrik”: kalah, tidak konsisten, dan mudah kewalahan. Namun sebagian fans mencoba lebih tenang, menyebut faktor ketidakberuntungan dan performa luar biasa Pickford sebagai alasan utama.
Yang jelas, kekalahan dari tim 10 pemain di kandang sendiri membuat tekanan terhadap skuad Ruben Amorim kian berat. Apakah ini awal dari kejatuhan lagi, atau hanya badai kecil sebelum kebangkitan?