SERAYUNEWS – Kepemimpinan murid merupakan salah satu contoh projek dalam modul 3.3. Hal itu tertuang dalam bahan ajar program Calon Guru Penggerak (CGP).
Dengan judul Mulai dari Diri, modul ini membahas mengenai pengelolaan program yang berdampak pada murid. Dalam proses pembelajaran ini, peserta guru penggerak melakukan refleksi terhadap pengalaman CGP yang paling berkesan.
Pengalaman yang dimaksud seperti penerapan program atau kegiatan sekolah selama menjadi seorang murid. Untuk itu, simak penjelasan kepemimpinan murid di modul 3.3 dalam Kurikulum Merdeka.
Sementara itu, ada beberapa cara dalam menumbuh kembangkan kepemimpinan murid.
• Menciptakan Lingkungan Kelas
Pertama, menciptakan lingkungan kelas yang baik dan kondusif. Hal itu guna memberikan fasilitas sesuai tiga konsep utama kepemimpinan murid yaitu suara, pilihan, dan kepemilikan mereka.
CGP harus memastikan setiap murid merasa didengar dan dihargai. Jadi, mereka dapat dengan nyaman berbagi gagasan, pandangan, dan perasaan tanpa adanya rasa takut.
• Kesempatan Berpartisipasi
Kedua, tak lupa sebagai guru untuk memberikan siswa-siswinya kesempatan berpartisipasi dalam proses pembelajaran dengan memberikan pilihan.
Terdapat berbagai opsi agar murid bisa berpartisipasi. Misalnya, dalam topik pembelajaran, metode belajar, hingga penilaian.
Tentu, tujuan akhirnya diharapkan setiap murid dapat menyesuaikan pembelajaran dengan minat, bakat, dan gaya belajar masing-masing.
• Berlatih Tanggung Jawab
Berlatih bertanggungjawab juga sangat penting bagi mereka. Caranya ialah diskusi, presentasi, maupun proyek kelompok sehingga para siswa merasa memiliki peran yang aktif dalam pembelajaran.
Selain memberikan umpan balik yang dapat membangun terkait jiwa kepemimpinan, para pendidik pun bisa memberikan reward jika benar atau punishment ketika salah.
Selanjutnya, melansir dari btikp.babelprov.go.id, istilah kepemimpinan murid berasal dari kata students agency. Kepemimpinan murid sesungguhnya tidak merujuk pada kepemimpinan diri sang murid atas orang lain.
Kendati demikian, konsep kepemimpinan murid lebih cenderung pada konsep merdeka. Murid memiliki keleluasaan akses dan kesadaran diri terhadap apa yang menjadi bakat, minat, kesiapan, profil diri mereka untuk dikembangkan.
Kepemimpinan murid dalam konteks pembelajaran berarti bahwa murid adalah pemegang kendali dalam pembelajaran atas masing-masing diri.
Artinya, guru atau pendidik seoptimal mungkin memfasilitasi, membimbing, mengarahkan (menuntun) anak sesuai dengan profil, bakat, dan kesiapan belajar.
Pada akhirnya, kepemimpinan murid mencakup tiga konsep utama, yakni suara murid (voice), pilihan murid (choice), dan kepemilikan murid (ownership).
Suara murid di sini, tidak hanya sebatas memberi kesempatan atau mendorong murid untuk berpendapat atau memiliki ide.
Akan tetapi, suara murid adalah sebuah kolaborasi dan membuat keputusan dengan orang dewasa seputar apa dan bagaimana mereka belajar dan bagaimana pembelajaran mereka dinilai.
Konsep kedua, pilihan murid dapat kita maknai sebagai sebuah proses anak-anak mengambil peran tanggung jawab untuk pembelajaran mereka.
Hal itu bertujuan agar anak-anak memperoleh pengalaman dalam proses pembelajaran dan penilaian.
Terakhir, kepemilikan murid dapat guru definisikan sebagai sebuah kondisi di mana murid terhubung (baik secara fisik, kognitif, sosial emosional) dengan apa yang sedang dia pelajari.
Selain itu, anak terlibat aktif dan menunjukkan minat dalam proses belajarnya. Jadi, kita dapat mengatakan bahwa tingkat rasa kepemilikan terhadap proses belajar tinggi.
Demikian, artikel tentang penjelasan kepemimpinan murid di modul 3.3 dalam Kurikulum Merdeka. Semoga siswa dapat mencapai tiga konsep utama yaitu suara, pilihan, dan kepemilikan murid.
***