SERAYUNEWS– Ketua DPRD Jawa Tengah (Jateng) Sumanto mencicipi kuliner khas Mangut Beong di Omah Kayoman, Mungkid, Kabupaten Magelang, belum lama ini. Sumanto mendorong kuliner tersebut perlu terus dipromosikan karena rasanya lezat dan bergizi tinggi. Terlebih, Ikan Beong yang selama ini hidup liar di Sungai Progo, Magelang, saat ini bisa dibudidayakan masyarakat.
Omah Kayoman menyajikan menu Mangut Iwak Kali seperti Beong, Patin, Nila, dan Wader. Mangut Kepala Beong menjadi sajian favorit tempat tersebut. Rasanya gurih dan pedas sehingga selalu menjadi buruan wisatawan yang datang ke kawasan Borobudur.
Sumanto mencicipi Mangut Beong bersama Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng, Endi Faiz Effendi, dan Kepala Balai Budidaya Ikan Air Payau dan Laut DKP Jateng, Aris Setiono. Menurut Sumanto, Ikan Beong menjadi potensi ekonomi warga lokal. Akan tetapi, ikan tersebut membutuhkan waktu lama untuk bisa dikonsumsi.
“Selama ini Ikan Beong didapat dari hasil mancing petani di sungai. Dari ukuran kecil sampai besar butuh waktu lama dan kalau terus dipancing lama-lama akan habis karena permintaannya tinggi,” kata Sumanto.
Namun, saat ini Ikan Beong sudah bisa dibudidayakan di kolam. Contohnya di Loka Ngrajek, Kabupaten Magelang. Dengan adanya budidaya tersebut, ketersediaan benih ikan bisa lebih terjamin. Masyarakat bisa membeli benih Ikan Beong untuk dibesarkan sebelum mereka jual untuk konsumsi.
“Ikan Beong ini nilai jualnya tinggi. Sekarang sudah bisa dibudidayakan. Namun saya minta bisa dibesarkan dalam waktu singkat tanpa mengubah rasa dan nutrisinya karena selama ini butuh waktu tahunan untuk sampai ukuran siap konsumsi,” paparnya.
Ia juga mendorong Balai Perikanan bekerjasama dengan sejumlah universitas untuk meningkatkan riset dan inovasi. Selain itu, pihak terkait perlu mengkampanyekan makan ikan ke masyarakat.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng, Endi Faiz Effendi menambahkan, Ikan Beong yang selama ini diambil dari sungai, kini sudah berhasil dikembangkan dalam kolam. Ia menambahkan, seiring berkembangnya sektor pariwisata, kebutuhan Ikan Beong juga akan meningkat.
“Saat ini di Magelang saja banyak rumah makan yang menawarkan menu Mangut Beong. Di Temanggung juga sudah bermunculan tempat makan dengan menu ikan air tawar, termasuk Beong,” katanya.
Kepala Balai Budidaya Ikan Air Payau dan Laut, Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng, Aris Setiono mengatakan, budidaya Ikan Beong memiliki tantangan tersendiri. Ikan Beong yang semula hidup di alam liar awalnya tak mau diberi makan saat ada di kolam.
“Dulu dikasih makan nggak mau. Dengan ketelatenan teman-teman balai, akhirnya mau. Kami sedang berusaha agar pembesarannya lebih cepat. Bisa panen dalam 3 atau 4 bulan,” paparnya.
Benih Ikan Beong dari Loka Ngrajek saat ini juga sudah dikirim hingga Temanggung, Sleman, dan Belitung. Harganya mencapai Rp50 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram sehingga bisa mengangkat perekonomian masyarakat.